Melalui implementasi artificial intelligent, misalnya, dapat dipetakan titik-titik kebocoran saluran air secara cepat dan terukur sehingga bisa segera dilakukan perbaikan guna menghindari pemborosan air secara sia-sia.
Baca juga: 7 Kebijakan DKI Jakarta untuk Cegah Jakarta Tenggelam di 2050
Inovasi dan investasi Singapura di sektor air ini telah menjadikannya kota yang diakui secara internasional untuk pengelolaan air terpadu, serta hidrohub global yang sedang berkembang.
Negara kota ini telah dan sedang menjadi pusat terkemuka untuk peluang bisnis dan keahlian dalam teknologi air, dengan ekosistem yang hidup dan berkembang dari sekitar 180 perusahaan air serta lebih dari 20 pusat penelitian air yang mencakup seluruh rantai nilai air yang terintegrasi.
Pendekatan holistik yang diadopsi telah menghasilkan ketergantungan yang lebih rendah pada sumber air eksternal melalui diversifikasi, termasuk melalui desalinasi, penyimpanan air hujan dan air daur ulang berkualitas tinggi.
Digitalisasi tata-kelola air juga akan memperluas menu pilihan dalam mengatasi masalah seperti banjir bandang yang pernah menerpa Singapura pada tahun 2019 lalu.
Kita masih terbayang betapa hujan lebat telah menyebabkan banjir bandang di Craig Road serta Orchard Road sebagai urat nadi perdagangan.
Sementara solusi konvensional adalah dengan memperlebar saluran air di jalan atau membangun gorong-gorong.
Analisis data yang dikumpulkan selama hujan dan pemodelan komputer menunjukkan perbaikan yang jauh lebih tidak mengganggu kepentingan publik. Yakni dengan mendirikan bendung. Hanya perlu waktu satu hari. Ketika hujan deras mengguyur daerah itu beberapa bulan kemudian, tidak ada banjir bandang.
Dengan digitalisasi, Singapura memiliki lebih banyak pilihan informasi untuk dipilih dan dieksekusi cepat, serta menghindari banyak pekerjaan yang tidak perlu.
Tambahan pula soal pompa air, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap utilitas air. Singapura memiliki lebih dari 2.000 pompa air, termasuk pompa transfer di stasiun pompa, pompa proses, dan pompa dosis pra dan pasca-kimia dalam proses pengolahan.
Sejak 2018, negara ini telah menggunakan sensor getaran murah oleh Proaspect Solutions di Chestnut Avenue Water Works (CAWW) untuk menguji efektivitasnya dalam memantau dan memprediksi kondisi set pompa.
Sensor mengambil pembacaan secara teratur dan menghasilkan peringatan melalui SMS ke teknisi ketika nilai ambang batas getaran terlampaui. Contoh ini dianalisis lebih lanjut untuk memprediksi kegagalan komponen yang akan datang.
Selain itu, sensor ini juga memantau set pompa selama start-up, di mana mengukur dan meninjau karakteristik set pompa selama fase start-up dapat mengungkapkan masalah atau kesalahan start-up yang akan datang bahkan lebih awal, serta memungkinkan tindakan dini untuk mencegah kegagalan peralatan.
Hal ini menjadi penting bagi DKI Jakarta tatkala menghadapi musim hujan mendatang agar tak kembali berpolemik dibumbui politik.
Baca juga: Misi Menyelamatkan Jakarta agar Tak Tenggelam 2050
Sejatinya proses digitalisasi air sudah pula dijalankan oleh Telkom dan perusahaan air minum di beberapa daerah.
Akhir tahun lalu, misalnya, pihak Telkom dan PDAM Kabupaten Bandung mewujudkan solusi digital smart metering melalui sistem billing terintegrasi, basis data yang terpusat, dan dashboard tata-kelola air.
Perlu ditindak-lanjuti lebih menyeluruh dalam tata kelola sumberdaya air, distribusi, hingga proses pemeliharaan agar hemat dan ramah lingkungan.
Dalam konteks DKI Jakarta, upaya-upaya di atas jelas menjadi urgent dan perlu segera diwujud-nyatakan mengingat prediksi waktu tahun 2030 tenggelam kian mendekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.