JAKARTA, KOMPAS.com - Para terduga pelaku pelecehan seksual terhadap MS, seorang pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), berniat untuk melaporkan MS ke polisi atas pencemaran nama baik.
Hal ini disampaikan oleh Tegar Putuhena, kuasa hukum dari terduga pelaku RT dan EO.
Menurut Tegar, tuduhan yang dilontarkan MS telah merugikan kliennya. Mereka menjadi korban perundungan oleh masyarakat luas.
Tak hanya itu, keluarga terduga pelaku juga ikut dirundung di media sosial.
“Akibat rilis itu, identitas pribadi klien kami ikut tersebar, yang terjadi adalah cyber bullying,” ujar Tegar saat mendampingi kliennya menjalani pemeriksaan di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021).
“Kami berpikir akan menimbang secara serius untuk melakukan pelaporan baik terhadap si pelapor,” tegasnya.
Baca juga: Pegawai KPI Korban Pelecehan Baru Berani Speak Up, Pengacara: Sudah Tak Tahan Lagi
Anton, kuasa hukum dari RM, juga menegaskan bahwa kliennya sangat dirugikan atas rilis yang dibuat oleh MS.
Oleh karena itu, kliennya juga berencana melakukan langkah hukum.
"Kemungkinan kita akan melakukan upaya hukum terhadap pencemaran yang dilakukan oleh terlapor," katanya.
Baik Tegar maupun Anton membantah bahwa kliennya telah melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan MS.
Belakangan beredar sebuah surat terbuka yang ditulis oleh MS yang mengaku bahwa ia telah dilecehkan dan dirundung oleh sejumlah rekan kerja di KPI.
Perundungan terjadi sejak 2012 dan puncaknya terjadi pada 2015.
Baca juga: Pengacara Terduga Pelaku: Tak Ada Bukti Pelecehan Seksual di Kantor KPI
MS yang saat itu sedang bekerja di Kantor KPI tiba-tiba dihampiri oleh lima orang rekan kerjanya yang menelanjangi, memiting, dan melecehkan dirinya dengan cara “mencoret-coret buah zakar saya memakai spidol”.
Pria tersebut sempat mengadukan kejadian itu kepada atasan di KPI, namun solusi yang didapat tidak mengakhiri penderitaannya.
“Akhirnya saya mengadukan para pelaku ke atasan sambil menangis, saya ceritakan semua pelecehan dan penindasan yang saya alami. Pengaduan ini berbuah dengan dipindahkannya saya ke ruangan lain yang dianggap ditempati oleh orang-orang yang lembut dan tak kasar”.