Dia berangkat ke sekolah menggunakan motor pribadinya.
Sebelum mengikuti PTM ini, Aji juga telah menerima vaksin Covid-19 sebanyak dua kali.
Guru merasa senang meski canggung
Saat kembali mengajar dengan skema PTM, seorang guru di SMA tersebut mengaku senang bercampur canggung.
Guru sejarah Indonesia, Yuni Septiani, merasa canggung saat mengajar secara langsung lantaran lupa dengan nama-nama muridnya.
Maklum, guru sejarah itu sudah lama tak melihat murid-muridnya secara langsung.
"Saat presensi tadi kurang dekat kalau tidak hafal nama, jadi canggung lagi," imbuh dia.
Tak hanya itu saja, Yuni juga masih harus beradaptasi dengan cara dia mengajar di sekolah yang mengaruskannya menulis materi di papan tulis.
Karena selama ini mengajar via daring, dia mengaku jarang menulis menggunakan tangan.
Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu kesulitan yang dialami saat mengajar secara langsung.
Kendati demikian, dia merasa senang dapat mengajar dan bertemu langsung dengan muridnya.
Murid-muridnya menunjukkan antusiasme yang tinggi saat mengikuti pelajaran di kelas.
Yuni juga merasa ada perbedaan yang cukup terasa saat mengajar secara langsung jika dibandingkan mengajar secara daring.
Yuni turut mengaku lebih nyaman mengajar secara langsung.
Pasalnya, meski telah mengajar via daring cukup lama, dia masih gagap teknologi (gaptek).
Saat mengajar secara langsung, kata dia, penggunaan teknologi teknologi dapat diminimalisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.