Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Tak Dipakai, Proyektor di SMAN 1 Tangerang Mati karena Kabel Digigit Tikus

Kompas.com - 07/09/2021, 16:18 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, telah memasuki hari kedua pada Selasa (7/9/2021) ini.

SMAN 1 Tangerang diketahui telah menerapkan skema PTM sejak Senin (6/9/2021) kemarin.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya menyebutkan, berdasarkan evaluasi dua hari ini, PTM berjalan lancar.

"Alhamdulillah PTM-nya lancar, siswanya tertib menerapkan protokol kesehatan," paparnya melalui sambungan telepon, Selasa.

Baca juga: PTM Terbatas di SMAN 1 Tangerang: Siswa Mudah Serap Pelajaran, Guru Merasa Canggung

Di sisi lain, Niniek mengaku bahwa pihaknya menemui kendala saat melaksanakan PTM, yakni beberapa proyektor di kelas tak dapat dioperasikan atau mati.

Saat ditelusuri penyebabnya, kabel-kabel proyektor itu ada yang digigit oleh tikus.

Adapun dari sembilan proyektor, tiga di diantaranya tidak dapat digunakan pada Senin dan Selasa ini.

"Kendala kami, karena proyektor kami sudah lama enggak dipakai, ternyata banyak kabel yang digigitin tikus," paparnya.

"Jadi kendala di situ. Ada di beberapa kelas yang gitu. Jadi, ya sudah, kami manual saja mengajarnya," sambung dia.

Baca juga: Warga Umum Bisa Dapat Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer di Jakarta, Tak Perlu Surat Rekomendasi Dokter

Niniek berujar bahwa penunjang skema PTM lain seperti wastafel, hand sanitizer, thermo gun, dan lainnya, tidak ada yang rusak.

"Istilahnya kan kalau itu (thermo gun, wastafel, dan lainnya) itu kan barang kelihatan ya. Kalau proyektor, kan kabel-kabelnya enggak kelihatan," kata dia.

Niniek menambahkan, selama dua hari ini tidak ada siswa atau guru yang didapati melepas masker secara sengaja maupun secara tidak sengaja.

Menurutnya, mereka telah terbiasa mengenakan masker di mana pun.

"Enggak ada. Jadi memangg alhamdulillah sudah biasa pakai masker ya," sebut dia.

Baca juga: Aturan Masuk Mall Jakarta Selama PPKM Level 3

Niniek sebelumnya menyebutkan, jumlah siswa yang masuk pada sepekan pertama simulasi ini hanya 50 persen dari siswa kelas 12. Di setiap kelas hanya ada 18 siswa.

Katanya, ada sejumlah peraturan yang harus diikuti oleh seluruh murid mulai dari masuk hingga pulang sekolah.

Beberapa di peraturan tersebut adalah setiap siswa tidak diperkenankan untuk berangkat menggunakan transportasi umum, wajib membawa alat tulis masing-masing, dan sebelum berangkat sekolah wajib sarapan terlebih dahulu.

"Setelah pelajaran, harus dengan tertib pulang. Langsung dijemput, enggak keluar-keluar dulu. Jadi kalau belum dijemput, siswanya di kelas," ucap dia.

Menurutnya, sebanyak 98 persen tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah menerima vaksin Covid-19.

"Sementara keseluruhan siswanya hanya beberapa yang belum divaksin, hanya sisa 50 siswa yang belum divaksin," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com