TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, bakal menghentikan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jika ada siswanya yang didapati positif Covid-19.
Sebagaimana diketahui, uji coba PTM telah dilaksanakan di SMAN 1 Tangerang sejak 6 September 2021.
"Kalau misal memang ada yang terindikasi (siswa positif Covid-19), ya kami tutup. Kan aturannya seperti itu," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya melalui sambungan telepon, Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Lama Tak Dipakai, Proyektor di SMAN 1 Tangerang Mati karena Kabel Digigit Tikus
Niniek mengungkapkan langkah yang bakal dilakukan pihak sekolah saat ada siswa menunjukkan gejala Covid-19 ketika mengikuti PTM.
Jika ada siswa yang mengalami demam tinggi, pihak sekolah akan mengevakuasi murid tersebut ke ruang isolasi.
"Kemudian, pihak sekolah akan membawa siswanya ke puskesmas dan orangtuanya dipanggil," ucapnya.
"Misalkan diketahui siswanya positif (Covid-19), ya langsung besoknya kami tutup," sambung dia.
Baca juga: PTM Terbatas di SMAN 1 Tangerang: Siswa Mudah Serap Pelajaran, Guru Merasa Canggung
Niniek menyebutkan, PTM bakal ditiadakan selama dua minggu setelah ada siswa yang terpapar Covid-19.
Setelah dua pekan ditutup, pembelajaran di sekolah akan dimulai kembali.
"Ya saya harap tapi enggak ada lah (siswa terpapar), supaya semangat anak-anak belajar enggak kendor. Ini saya lihat semangatnya lagi luar biasa," harapnya.
Niniek sebelumnya menyebutkan, jumlah siswa yang masuk pada sepekan pertama simulasi ini hanya 50 persen dari siswa kelas 12. Di setiap kelas hanya ada 18 siswa.
Katanya, ada sejumlah peraturan yang harus diikuti oleh seluruh murid mulai dari masuk hingga pulang sekolah.
Baca juga: Aturan Masuk Mall Jakarta Selama PPKM Level 3
Beberapa di peraturan tersebut adalah setiap siswa tidak diperkenankan untuk berangkat menggunakan transportasi umum, wajib membawa alat tulis masing-masing, dan sebelum berangkat sekolah wajib sarapan terlebih dahulu.
"Setelah pelajaran, harus dengan tertib pulang. Langsung dijemput, enggak keluar-keluar dulu. Jadi kalau belum dijemput, siswanya di kelas," ucap dia.
Menurutnya, sebanyak 98 persen tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah menerima vaksin Covid-19.
"Sementara keseluruhan siswanya hanya beberapa yang belum divaksin, hanya sisa 50 siswa yang belum divaksin," ujar Niniek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.