JAKARTA, KOMPAS.com - MS, pegawai Komisi Penyiaran Indonesia korban pelecehan seksual dan perundungan, telah memberikan keterangan pada tim investigasi internal KPI mengenai kejadian yang dialaminya.
Komisioner KPI Nuning Rodiyah mengungkapkan, MS datang memenuhi panggilan tim investigasi KPI pada Selasa (7/9/2021) pagi tadi.
"MS didampingi orangtuanya datang ke KPI," kata Nuning saat dikonfirmasi, Selasa.
Nuning mengatakan, Komisioner KPI juga turut hadir dalam pertemuan pagi tadi. Namun, ia belum bisa membeberkan isi pertemuan tersebut karena penyelidikan internal saat ini masih terus berjalan.
"Intinya MS menyampaikan keluh kesah selama ini. Sudah kita terima, sudah diskusi, sudah mendengar curahan hati MS dan ibunya," kata Nuning.
Baca juga: Komnas HAM Minta Warganet Tak Merundung Terduga Pelaku Pelecehan Seksual KPI
Sebelum pemeriksaan terhadap MS, tim investigasi internal KPI juga sudah memeriksa delapan terduga pelaku perundungan dan pelecehan seksual yang disebut MS dalam surat terbukanya.
Kedelapan terduga pelaku juga sudah dinonaktifkan guna mempermudah penyelidikan.
Sebelumnya, salah satu kuasa hukum MS, Rony E Hutahaean menyebut pihak KPI keberatan apabila kliennya mendatangi pemeriksaan internal bersama kuasa hukumnya.
"KPI tidak bersedia jika didampingi oleh penasehat hukum. Hal itu kami sayangkan dan kami kecewa,” kata Rony.
Keterangan Rony itu dibenarkan oleh Sekretaris Komisi Penyiaran Indonesia, Umri.
Ia mengatakan, alasan KPI meminta MS datang tanpa pengacara karena tidak ingin ada kesan bahwa MS memiliki masalah khusus dengan KPI.
"Kalau dia datang bawa ini pengacara, kesannya kayak saya dengan dia itu ada masalah. Itu pertimbangannya," kata Umri.
Baca juga: Dituduh Melecehkan Seksual, Para Pegawai KPI Bakal Lapor Balik ke Polisi
Kasus pelecehan seksual dan perundungan yang menimpa MS ini mencuat setelah ia menulis surat terbuka yang kemudian viral di media sosial Rabu pekan lalu.
Dalam surat terbuka itu, MS mengaku sudah menjadi korban perundungan sejak ia bekerja di KPI pada 2012.
Bahkan ia juga sempat mengalami pelecehan seksual oleh lima orang rekan kerjanya pada 2015 di kantor KPI.