Pemprov DKI Jakarta mengeklaim bahwa rasio tes-lacak mereka di kisaran 1 banding 6-7. Artinya, dari 1 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, ada 6-7 kontak erat yang ditindaklanjuti dengan tes PCR.
Bagaimana dengan Bodetabek? Di Depok saja, misalnya, ketika level PPKM diturunkan dari 4 ke 3, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa rasio tes lacak hanya membaik dari kisaran 1 banding 1,8 menjadi 1 banding 2,2.
Jangankan Depok, rasio tes-lacak di Jakarta saja terbilang jauh dari cukup.
Hasil survei serologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI beberapa bulan silam menunjukkan, sekitar 90 persen kasus Covid-19 di Ibu Kota tidak terlacak/terdeteksi.
"Pelacakan kontak, untuk 1 kasus, minimal bisa dilacak 10-15," ujar Miko.
" Kalau itu sudah terstandar, baru turun level sesuai temuan kasus yang ditemukan di setiap kabupaten dan kota. Kalau tidak gitu, turun levelnya berdasarkan tes dan lacak yang tidak standar, maka bahaya besar," sebut dia.
Meskipun demikian, Miko memperkirakan bahwa potensi lonjakan kembali kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan tidak akan separah Juli lalu, ketika Jabodetabek dan Indonesia mengalami gelombang kedua pandemi yang amat mengenaskan.
"Kalaupun terjadi peningkatan, kita tidak akan mendapatkan lonjakan pada bulan Juli yang paling tinggi. Tidak seperti itu, Juli tidak akan terulang lagi," ujar Miko.
Cakupan vaksinasi Covid-19 dinilai bisa jadi pembeda.
Baca juga: Satgas: Lonjakan Kasus Covid-19 Bulan Ini 2 Kali Lipat Dibandingkan Januari
Sejauh ini, DKI Jakarta sebagai wilayah paling unggul dalam hal laju vaksinasi Covid-19 memang telah melampaui target, tetapi baru untuk dosis pertama.
Sementara itu, wilayah Bodetabek masih berjuang untuk terus mengebut penyuntikan dosis pertama yang progresnya baru di kisaran 40-60 persen.
Idealnya, vaksinasi Covid-19 harus dapat mencakup seluruh orang yang beraktivitas dan bertempat tinggal di Jabodetabek, terlepas dari KTP-nya.
Hal inilah yang membuat vaksinasi belum bisa menjadi pembeda yang signifikan. Belum satu pun wilayah Jabodetabek yang sudah memenuhi target vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.
Dengan laju vaksinasi Covid-19 yang sudah dikerjakannya saat ini, Miko memperkirakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 masih amat mungkin terjadi.
Tren hospitalisasi dan kematian yang ditimbulkan mungkin dapat ditekan, tetapi belum maksimum.
"Walaupun karena cakupan vaksinasi sudah baik, mungkin yang meninggal akan menurun (dibandingkan Juli 2021) dan yang bergejala juga semakin ringan, tapi tetap akan menyakitkan," kata Miko.
"Buktinya petugas kesehatan pada rubuh meski mereka sudah disuntik, makanya mereka mendapatkan prioritas untuk dosis ketiga," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.