Sabu diproduksi dari bahan baku gel yang diterima BF dan FS dari pemasoknya di Turki. Bahan baku gel yang digunakan dikirim via udara. Bahan baku itu dikemas menyerupai makanan.
"Ada modus baru untuk mengelabui, dikirim ke sini bahannya yang sudah setengah jadi, dalam bentuk gel, untuk mengelabui biasanya dia buat di manifesnya untuk makanan," kata Yusri.
Bahan baku tersebut bahkan tidak terdeteksi sinar-x yang digunakan di bandara.
Baca juga: Warga Iran yang Sulap Rumah di Karawaci Jadi Pabrik Sabu Telah Berproduksi Satu Tahun
"Bahan baku itu dilapisi oleh benda lain, digulung sehingga tidak lagi terdeteksi oleh x-ray (sinar-x) di bandara. Ini murni pengungkapan dari bawah bukan lagi pengungkapan dari x-ray," kata Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Jaharsa dalam kesempatan yang sama.
Yusri menambahkan, dalam satu kali pengiriman, BF dan FS menerima 55 kilogram bahan baku berbentuk gel dari Turki. Gel itu kemudian diolah menggunakan alat khusus sehingga akhirnya menjadi berbentuk kristal.
Setelah melalui proses kristalisasi, barulah sabu itu siap dipasarkan.
Dari 55 kilogram bahan baku yang diterima pelaku, mereka dapat menghasilkan sekitar lima kilogram sabu siap pakai.
"Dari hasil pemeriksaan ini, bahan baku tidak mengalami proses yang banyak, ini bisa kita sebutkan gel sudah mengandung 80-90 persen methamphetamine (sabu)," ungkap Yusri.
Sabu yang diproduksi dari gel itu merupakan jenis sabu dengan kualitas kelas satu.
Sebelumnya diberitakan, BF dan FS menyulap sebuah rumah di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi pabrik sabu.
"Mereka sewa rumah sudah empat bulan, untuk beroperasinya mereka pindah-pindah," ujar Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat Kompol Danang Setiyo pada 6 September.
Rumah itu mereka sewa seharga Rp 16 juta sebulan.
BF dan FS telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dikenakan Pasal 113 subsider 114 subsider 112 juncto Pasal 132 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.