Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penggerebekan 3 Pabrik Tembakau Sintetis, 9 Pelaku Ditangkap

Kompas.com - 11/09/2021, 09:59 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan orang duduk dengan kepala tertunduk serta sebagian menutup wajah saat berada di Polres Tangerang Selatan, Jumat (10/9/2021).

Mereka yang menggunakan baju berwarna oranye bertulis 'tersangka' baru saja ditangkap Satnarkoba Polres Tangerang Selatan.

Para tersangka inisial GR, MN, AS, AN, FL, AG, VC, PR, dan RH merupakan pembuat hingga pengedar narkoba jenis tembakau sintetis di kawasan Tangerang Selatan.

Apartemen dan rumah kontrakan

Penangkapan sembilan tersangka tersebut hasil penggerebekan pabrik pembuatan tembakau sintetis di salah satu apartemen dan dua rumah kontrakan.

Baca juga: Polres Tangsel Gerebek 3 Pabrik Tembakau Sintetis Rumahan, 9 Orang Ditangkap

Semula polisi menangkap dua pengedar GR dan MN di kawasan Jalan Raya Ciater, Serpong, Tangerang Selatan pada 16 Agustus 2021.

"Berawal dari dua orang yang diamankan oleh Satresnarkoba, selanjutnya dikembangkan," ujar Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Iman Imanuddin, Jumat.

Berdasarkan keterangan GR dan MN, polisi menggerebek tiga lokasi pabrik pembuatan tembakau sintetis.

Apartemen yang dijadikan pembuatan tembakau sintetis berlokasi di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.

Dua rumah kontrakan berlokasi di kawasan Bogor, Jawa Barat dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Tujuh orang, yang kemudian diketahui sebagai pembuat dan pengedar tembakau sintetis, ditangkap dalam penggerebekan tersebut.

"Total sembilan orang yang diduga melakukan pengedaran penyalahgunaan narkotika jenis tembakau sintetis beserta bahan bakunya," kata Iman.

Polisi mendapati barang bukti 1,48 kilogram dari penggerebekan tembau sintetis siap edar dan alat produksi dari penangkapan tersangka itu.

10 kilo per bulan

Para tersangka yang ditangkap merupakan jaringan narkoba lintas provinsi. Mereka biasa menjual barang haram tersebut secara online ke beberapa wilayah di Indonesia.

Baca juga: Pembuat Tembakau Sintetis di Tangsel Belajar Ototidak, Bahan Baku dari Luar Negeri

Kasat Narkoba Polres Tangerang Selatan, AKP Amantha Wijaya mengatakan, para pelaku dapat memproduksi sekitar 10 kilogram tembakau sintetis per bulan dari tiga pabrik yang berada di Serpong, Bogor dan Makassar.

"Per bulan produksinya hampir 10 kilogram. Untuk peredarannya mereka melalui media sosial," kata Amantha.

Didapat dari luar negeri

Hasil penyelidikan, para tersangka diketahui belajar dari video dan berguru kepada rekan dalam jaringan peredarannya.

Adapun tembakau sintetis tersebut diracik oleh para tersangka menggunakan alat dan bahan baku dari seorang tersangka yang masih buron.

Amantha menduga bahwa bahan baku untuk membuat tembakau sintetis itu dipasok dari luar negeri.

Baca juga: Digerebek Polisi, Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel Hasilkan Rp 100 Juta Per Bulan

Sebab, hingga saat ini belum ada informasi yang menerangkan bahan baku tersebut bisa dibuat di Indonesia.

"Untuk bahan baku, yang mereka sebut bibit ini sementara pengakuannya didapat dari orang yang sedang kami cari, yang masih DPO (Daftar Pencarian Orang)," ucap Amantha.

Bungkusan kopi

Para tersangka kemudian membungkus tembakau sintetis yang diproduksi dengan kemasan kopi untuk mengelabui petugas dalam setiap pengirimannya.

"Jadi mereka menyembunyikan di dalam kopi. Jadi paketan kopi," ungkap Amantha.

Berdasarkan hasil penyelidikan, kata Amantha, tembakau sintetis yang diproduksi para tersangka sudah dijual hingga ke luar Pulau Jawa, khususnya Sulawesi dan Papua.

"Distribusinya sudah antar provinsi, mulai dari Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Surabaya, Makassar, sampai Papua," kata Amantha.

Akibat perbuatannya para tersangka dijerat Pasal 112, subsider Pasar 114, 129, dan 132 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com