Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Bengkel Vespa Klasik di Pamulang, Hasil Kerja Keras Mereka yang Dipecat Saat Pandemi

Kompas.com - 11/09/2021, 22:25 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 turut berdampak pada pekerja.

Tidak sedikit pekerja yang terkena imbas dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena roda ekonomi yang tersendat karena kemunculan virus tersebut.

Seperti Helmy Andhika misalnya. Pemuda asal Pamulang Tangerang Selatan yang bekerja di perusahaan swasta yang bergerak pada bidang permainan anak turut 'dirumahkan' pertengahan 2020.

Baca juga: Dorong Warga Ikut Donor, Wagub DKI Sebut Jakarta Butuh 1.000-1.500 Kantong Darah Setiap Hari

Itu karena perusahaan yang beroperasi di tengah pusat berbelajaan harus tutup mengikuti kebijakan pemerintah dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

Pusing, sudah pasti. Namun, Helmy harus tetap bangkit, terlebih ada kabar baik dari sang istri yang tengah mengandung anak pertama.

"Saya dilempar alat tes kehamilan tiga sama istri, senang saya di situ. Tapi saya tidak mau cerita ke istri kalau saya dipecat khawatir stres," kata Helmy saat berbincang, Sabtu (11/9/2021).

Meski demikian, kabar baik itu justru menjadi sumbu api yang membakar semangat Helmy. Dia kemudian berjuang mencari pendapatan lain untuk membiayai proses kehamilan hingga persalinan.

Baca juga: Ingat, Malam Ini Crowd Free Night Jakarta Kembali Berlaku Mulai Pukul 22.00 WIB

Satu yang ditekuni Helmy yakni bisnis jual beli vespa klasik yang telah dijalani perlahan sejak 2019. Selama ini dia termasuk pecinta skuter asal Italia itu.

Kuntungan bisnis Helmy bersama dua orang rekannya yang semula hanya sampingan kemudian dikembangkan.

Helmy bersama rekannya kemudian membuka bengkel vespa. Bengkel itu bernama Vespa Pvlen yang berlokasi di Pamulang Permai, Tangerang Selatan.

"Saya korban pandemi, kemudian ada owner satu itu kapten pilot korban pandemi buat bengkel Pvlen ini. Dengan tujuan teman-teman di sekitar Pamulang yang tedampak pandemi juga bisa bekerja," kata Helmy.

Satu per satu Helmy dan rekannya merekrut orang yang terdampak pandemi Covid-19. Syarat cuma satu, mereka direkrut bila ingin bekerja sungguh-sungguh.

Baca juga: PPKM di Tangsel Level 3, Pendaftaran Haji Mulai Menggeliat

Hal itu ditekankan Helmy karena bengkel Vespa Pvlen yang dibangun itu memiliki konsep one stop shopping untuk memanjakan bagi para pecinta vespa. Total ada sembilan korban PHK yang dipekerjakan.

Kini bengkel vespa tersebut seolah menjadi angin segar baginya. Bukan hanya jual beli dan bengkel, melainkan juga menyediakan restorasi vespa.

"Sekarang kita lagi ada harga promo di bengkel Pvlen yang baru buka untuk restorasi semua jenis vespa mulai smallframe itu Rp 3,5 juta, largeframe Rp 3,8 juta, dan wideframe itu Rp 4 juta. Biasa harga tidak segitu," kata Helmy.

"Sembilan orang yang kita pekerjakan itu kita bagi, ada yang di servis, ada yang direstorasi dan ada yang sparepart di konsep yang kita terapkan," kata Helmy.

Helmy pun berharap, di samping untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah, bengkel Pvlen yang dibangun juga dapat mengantisipasi kemusnahan vespa.

"Mungkin orang yang bingung mau dapatkan sparepart kemudian vespa tidak terurus, bisa datang ke sini. Nanti sharing punya budget berapa, kita kerjakan sesuai uang. Keluar tinggal gas (digunakan)," kata Helmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com