Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ada Siswa Positif Covid-19, SMP di Kota Tangerang Wajib Batalkan PTM

Kompas.com - 12/09/2021, 18:02 WIB
Muhammad Naufal,
Krisiandi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang bakal membatalkan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di sebuah SMP jika ada siswa yang terpapar Covid-19.

Sebagaimana diketahui, ada 40 SMP negeri dan swasta yang bakal menggelar PTM terbatas mulai Senin (13/9/2021).

Kabid Pembinaan SMP Dindik Kota Tangerang Eni mengatakan, jika ada siswa yang terpapar Covid-19, pihak sekolah wajib membatalkan penerapan PTM. Gedung sekolah juga diharuskan ditutup. 

"Iya, (sekolah) tutup. Tidak boleh buka lagi, besoknya tidak boleh melanjutkan. Harus menunggu lagi," ucapnya melalui sambungan telepon, Minggu (12/9/2021).

Baca juga: 54 Siswa SMA di Padang Panjang Positif Covid-19 Saat PTM, Berawal dari Satu Orang Demam

Dalam kesempatan itu, Eni menjelaskan langkah mitigasi jika ada murid SMP yang terpapar Covid-19.

Saat ada siswa yang suhu tubuhnya di atas normal, padahal saat berangkat tidak bergejala, akan ditempatkan di ruang isolasi.

"Diukur (memakai) thermo gun, siswa itu suhunya tinggi. Siswa enggak boleh masuk kelas, tapi masuknya ke ruang isolasi. Jadi di setiap sekolah ada ruang isolasi," tutur Eni.

Usai ditempatkan di ruang isolasi, pihak sekolah akan menangani kondisi siswa tersebut.

Jika suhu murid tersebut tak kunjung normal, sekolah akan memanggil puskesmas terdekat.

"Tim Satgas Covid-19 di sekolah kemudian akan menghubungi kepala puskesmas terdekat," ungkapnya.

Eni sebelumnya menyebutkan, ada protokol kesehatan yang harus dijalani selama siswa mengikuti pembelajaran di sekolah.

Salah satunya, siswa diimbau untuk diantar saat menuju sekolah. Sesampainya di sekolah, setiap murid akan diperiksa suhu tubuhnya.

"Kemudian, siswa masuk ke sekolah dan cuci tangan pakai sabun. Sebelum masuk kelas, pakai hand sanitizer juga. Ke kelas itu diantar sama Satgas Covid-19. Begitu di kelas sudah ada gurunya di situ," papar Eni.

Adapun pembelajaran di kelas akan berlangsung selama tiga jam, mulai pukul 08.00-11.00 WIB.

Dalam waktu tiga jam itu, pihak sekolah menyediakan waktu istirahat selama 15 menit.

Baca juga: PTM Jenjang SMP di Kota Tangerang, PKL Dilarang Jualan hingga Perpustakaan Tutup

Selama istirahat, siswa tidak diizinkan untuk keluar kelas. Para siswa akan diawasi oleh wali kelasnya.

Usai mengikuti PTM, siswa diizinkan untuk pulang setelah dijemput oleh orangtua masing-masing.

Jika ada murid yang menggunakan transportasi umum, murid diimbau untuk terus mengenakan masker dan menjaga jarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com