TANGERANG, KOMPAS.com - Jumlah narapidana (napi) korban kebakaran hebat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, Kota Tangerang, bertambah satu orang.
Dengan demikian, pada Senin (13/9/2021), ada dua napi yang tewas.
Adapun total korban meninggal berjumlah 48 orang.
Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani berujar, napi yang berinisial I (27) itu tewas pada Senin sekitar pukul 19.00 WIB.
I tewas sekitar satu jam setelah M (44) meninggal pada Senin ini pukul 18.06 WIB.
Baca juga: Korban Jiwa Bertambah, Total 47 Napi Tewas Kebakaran Lapas Tangerang
Hilwani menyatakan, I mengalami trauma inhalasi dan juga mengalami kadar luka bakar sebanyak 98 persen.
"Tuan I, trauma inhalasi dan luka bakar 98 persen, meninggal jam 19.00 WIB," sebut Hilwani melalui pesan singkat, Senin.
Dia menyebut, saat ini, jenazah I masih berada di RSUD Kabupaten Tangerang.
Hilwani sebelumnya menyebut, M mengalami kadar luka bakar sebanyak 25 persen.
M baru saja menjalani operasi debridement untuk kedua kalinya pukul 10.00 WIB-12.00 WIB.
Debridemant adalah operasi pembersihan luka, pengangkatan jaringan yang terbakar. Tujuannya, yakni meringankan peradangan yang dialami korban.
Namun, usai menjalani operasi, kondisi M terus memburuk.
Baca juga: 2 Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masih Kritis, Keduanya Pakai Alat Bantu Napas
Hingga sekitar pukul 18.50 WIB, jenazah M masih berada di ruang insentive care unit (ICU).
Meski demikian, pihak RSUD Kabipaten Tangerang bakal secepatnya menyerahkan jenazah M ke Lapas Kelas I Tangerang.
Usai diserahkan, pihak lapas akan menyerahkan jenazah M ke keluarganya.
Saat ini masih ada tiga napi yang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang. Mereka, yaitu N (34), Y (33), dan S (35).
Sebelumnya, napi T (50) meninggal pada Minggu (12/9/2021) pukul 21.25 WIB. Dia juga sempat dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang.
Sebelum T, ada empat korban lain yang meninggal di RSUD Kabupaten Tangerang, yaitu A, H, dan T yang meninggal pada Kamis (9/9/2021), serta H yang meninggal pada Sabtu (11/9/2021) malam.
Sementara 41 napi lain tewas di lokasi kejadian.
Hingga Senin siang, dari 41 jenazah, sebanyak 23 jenazah di antaranya belum teridentifikasi. Sementara 18 jenazah lainnya sudah teridentifikasi.
Sespusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko mengatakan, identifikasi korban ke depannya akan lebih berfokus pada pemeriksaan deoxyribonucleic acid alias DNA.
Pihaknya mendapat data DNA keluarga korban secara bertahap untuk dibandingkan dengan jenazah korban.
"Ke depannya, kita berharap dengan pemeriksaan DNA, karena dari korban maupun pembandingnya sudah diambil (DNA). DNA akan lebih berperan dalam mengungkap jati diri korban," ungkap Ramujoko di tempat yang sama.
Pramujoko mengatakan, seluruh pemeriksaan fisik dan medis telah dilakukan pada seluruh jenazah korban.
"Dari pemeriksaan di kami, sudah dilakukan pemeriksaan fisik, dari medical sudah dilakukan, gigi dan sidik jari juga sudah dilakukan lengkap. Tinggal DNA," ujarnya.
"DNA lagi proses juga. Karena DNA pembanding itu datangnya bertahap. (DNA) yang sudah datang, sudah bisa dibandingkan. Kami tinggal menunggu yang datang belakangan," tambah dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.