"Pada saat cek kalibrasi mesin flight kemudian baru terbang 100 meter ada trouble mesin sedikit,” kata Yusri di Mapolda Metro Jaya.
Bersamaan dengan gangguan mesin itu, kata Yusri, helikopter diduga terhempas angin yang berhembus kencang di lokasi, sebelum akhirnya terjatuh di ujung landasan.
"Ini keterangan awalnya saja bahwa baru terbang 100 meter ada gangguan mesin sedikit pada saat turun itu angin sangat kencang sehingga terhempas. Itu aja sementara,” tambah Yusri.
Menurut Yusri, KNKT lebih mengetahui soal penyebab kecelakaan itu. Dia menyebutkan, pihak kepolisian hanya melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian.
Bangkai helikopter Bell 429 PK-CAW itu akhirnya dievakuasi pada Senin sore sekitar pukul 17.00 WIB. Badan helikopter yang sebelumnya tergeletak di tengah landasan bandara diangkat menggunakan alat berat ke atas mobil derek.
Bagian ekor yang patah terlihat masih berada di lokasi dan baru diangkut dari titik jatuh setelah badan helikopter dipindahkan.
Setelah kecelakaan itu, area landasan Bandara Budiarto kosong. Tak terlihat ada aktivitas apa pun, khususnya di titik jatuhnya helikopter tersebut.
Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Levina Widya Gustarika mengatakan, bangkai helikopter dibawa pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Selanjutnya akan dibawa tim investigasi KNKT," ujar Levina, Senin sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.