JAKARTA, KOMPAS.com - Langit Jakarta Selatan tepatnya dekat Kuningan tampak menghitam, Selasa (14/9/2021). Rintik-rintik hujan turun.
Suara raungan dari sirine ambulans terdengar. Handai tolan pun berjejer menyambut iring-iringan mobil ambulans yang mengangkut jenazah Petra Eka Suhendar (25).
Petra Eka merupakan salah satu korban tewas akibat kebakaran Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Tangerang.
Petra berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati pada Senin (13/9/2021) siang.
Baca juga: Jenazah Korban Kebakara Lapas Tangerang Petra Eka Teridentifikasi lewat Sampel Darah
Di sudut lain, para penggali kubur Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo II tengah bekerja. Dengan gerak cepat, mereka menggali liang lahat untuk tempat bersemayamnya Petra Eka.
Ayah dan ibu Petra tampak duduk menopang dagu. Mereka hampir tak bisa berkata-kata atas kepergian anaknya.
Di tanah yang masih liat dan gembur akibat hujan, prosesi pemakaman Petra pun berjalan. Peti jenazah digotong dan diletakkan ke atas balok yang melintang di liang lahat.
“Saudara-saudara, kita datang berkumpul di tempat ini untuk memakamkan jenazah almarhum saudara Petra Eka. Meskipun kita berduka, kepahitan maut menjadi bagian hidup kita. Namun, hidup yang kekal yang telah dijanjikan Kristus menghibur kita," kata pendeta memimpin doa pelepasan jenazah di depan liang lahat.
Baca juga: Keluarga Korban Tewas Minta Negara Usut Tuntas Penyebab Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang
Di sela-sela pembacaan doa pelepasan jenazah, isak tangis mulai terdengar.
Isak tangis kembali pecah jelang peti mati berisi jenazah Petra Eka masuk ke liang lahat.
Ayah Petra, Suhendar, tampak tak kuat melihat prosesi pemakaman. Beberapa kali ia mengusap air mata sambil memeluk foto Petra.
Suhendar beberapa saat sempat duduk. Ia tak kuat menahan kesedihan yang menimpanya.
Sementara itu, ibu Petra, Evi Nilasari, berada tak jauh dari Suhendar. Matanya menitikkan air mata.
Foto Petra pun ia peluk dengan erat. Evi berdiri hingga prosesi pemakaman selesai.
Baca juga: 2 Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Jalani Trauma Healing di RS
Petugas pemakaman pun menutup liang lahat dengan tanah. Tangisan dari tante Petra, Angeline, pun kembali pecah.