Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2021, 20:35 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sekitar 2,5 juta warga DKI Jakarta yang belum divaksin Covid-19 sulit untuk dideteksi karena berada di tempat yang berbeda-beda.

Selain itu, kata Riza, banyak warga yang sudah divaksinasi sehingga cukup sulit untuk mencari siapa yang belum menjalani vaksinasi.

"Karena memang sudah hampir mendekati selesai (seluruh warga divaksin), sehingga (harus) menyusur yang terserak-serak," ujar Riza saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: 2,5 Juta Warga Jakarta Belum Divaksin, Dinkes DKI: Bingung Sembunyi di Mana

Namun, Pemprov DKI Jakarta tidak tinggal diam. Riza menyebut aparat tingkat kelurahan hingga RT/Rw turun menjemput bola untuk memastikan seluruh warga sudah tervaksinasi.

Riza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berharap kesadaran warga untuk mau divaksin bisa meningkat agar tercipta herd immunity di masa pandemi Covid-19.

"Kita ingin ada kesadaran dari seluruh warga untuk mendapatkan vaksin," tutur dia.

Terkait sanksi mereka yang enggan divaksin, Riza menjelaskan, sudah diatur dalam Perda 2 Tahun 2020, yaitu sanksi denda pidana Rp 5 juta.

Namun Riza menyebut Pemprov DKI akan melakukan pendekatan lebih preventif seperti larangan masuk mal dan larangan menggunakan kendaraan umum jika belum divaksinasi.

Baca juga: Dinkes DKI: Pandemi Covid-19 di Jakarta Berakhir Paling Cepat Awal 2022

"Semua harus pakai (sertifikat) vaksin, semua harus ada ya, kalau tidak punya sertifikat tidak bisa masuk," kata dia.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama sebelumnya mengaku kebingungan untuk melakukan vaksinasi kepada 2,5 juta warga ber-KTP DKI Jakarta yang belum divaksinasi.

"Masih ada 2,5 juta orang DKI yang enggak tau ngumpet di mana ini belum divaksin, saya juga bingung ini," kata Ngabila dalam acara diskusi virtual, Selasa (14/9/2021).

Menurut Ngabila, 2,5 juta orang tersebut memiliki banyak kemungkinan belum mendapatkan vaksinasi.

Mereka bisa jadi merupakan penyintas Covid-19 yang masih dalam masa tenggat 3 bulan sebelum diizinkan menjalani vaksinasi.

"Lalu juga dia takut nggak mau divaksin, merasa vaksin itu nggak manjur, merasa vaksin itu nanti ada efek samping, merasa pengen merek-merek tertentu," ujar Ngabila.

Selain masalah di atas, Ngabila berujar, masalah data kependudukan bisa menjadi salah satu penyebab angka 2,5 juta ini tak kunjung berkurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com