Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Api Menjalar Perlahan, Narapidana Coba Selamatkan Diri

Kompas.com - 17/09/2021, 11:23 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Api sudah mulai masuk ke aula, sudah makin panik, ada yang padamin api," ujar Angeline (40), tante Petra Eka Suhendar (25).

Beberapa penghuni Blok C2 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang mencoba memadamkan api.

Namun, naas menimpa para narapidana di Blok C2. Mereka akhirnya tewas akibat musibah kebakaran tersebut.

Sekelumit cerita detik-detik kebakaran di Blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang coba dikisahkan kembali oleh Angeline. Ia mendapatkan sepotong kesaksian dari teman satu sel Petra, korban tewas akibat kebakaran.

"Di situ kemarin kita dapat informasi dari penghuni lapas yang selamat, yang satu sel dengan Petra, teman makan satu piringnya. Memang lebih tua orang itu. Satu sel. Dia cerita kronologinya seperti apa," kata Angeline saat ditemui di rumah duka beberapa waktu lalu.

Baca juga: Identifikasi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Diakhiri meski Proses untuk 2 Jenazah Belum Rampung

Rabu (8/9/2021), saksi dari pihak Angeline dan Petra saat itu berada di dalam satu aula. Aula yang dimaksud adalah ruangan yang diisi cukup sesak oleh para narapidana.

Api muncul sekitar 20 meter dari aula, tepat di sisi kanan. Api perlahan merambat ke sebelah kiri aula. 

"Api jalan merambat menuju aula," kata Angeline. Kepanikan pun tak terhindarkan.

Berdasarkan informasi yang Angeline peroleh, sebagian penghuni kamar sel lain memanggil untuk masuk dan menyelamatkan diri ke tempat yang tak terbakar. Ada satu kamar sel di Blok C2 yang terbuka. 

Baca juga: Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Asal Portugal Akan Dipulangkan ke Negaranya

Di ruangan yang sesak itu, para narapidana berupaya memadamkan api. Tak terkecuali Petra.

Angeline menyebutkan, Petra yang dikenal berjiwa sosial tinggi justru ikut membantu memadamkan api.

"Jadi yang di dalam kamar nggak mau buang risiko mereka buang semua peralatan yang mudah terbakar, seperti kasur-kasur mereka buang keluar,"kata Angeline.

Entah apa yang menyebabkan api semakin membesar. Namun, Angeline sempat menceritakan bahwa ada narapidana yang mengeluarkan barang-barang yang mudah terbakar.

"Entah lah itu api menyambar dari mana, tergulung lah mereka (yang padamkan api) di tengah-tengah," kata Angeline.

Ia pun juga heranm teman Petra sekaligus informan yang memberikan potongan kronologi itu bisa selamat. Padahal saat itu, Petra dan temannya berada di dalam satu ruangan.

Baca juga: Derai Air Mata dan Harapan Terungkapnya Penyebab Kebakaran Lapas Tangerang Iringi Petra Eka ke Peristirahatan Terakhir...

"Jadi saya pertanyakan sama temannya ini. Kamu kawannya Petra, kamu kan sama-sama sama Petra di aula, kok kamu bisa selamat?," tanya Angeline ke rekan Petra. 

"Ibu mohon maaf, kita semua dalam keadaan panik. Yang terpikirkan cuma selamatkan diri masing-masing, semua orang berebut mau keluar," kata Angeline menirukan jawaban rekan Petra yang selamat tersebut. 

Sekitar setengah jam api berkobar, Angeline mendapatkan informasi bahwa petugas baru membuka pintu keluar. Pintu keluar tersebut berjarak sekitar 50 meter dari aula.

Suasana kepanikan begitu dapat Angeline bayangkan. Para narapidana berlarian dan berjatuhan.

"Dari situ mereka pada lari, ada yang keinjek-injek katanya gitu. Semuanya berusaha raih pintu sama masuk ke kamar sel," kata Angeline. 

Di sisi lain, ruangan sel yang tak terbakar tak semuanya terbuka. Di sel-sel yang terkunci telah diisi oleh banyak narapidana.

Di tengah musibah kebakaran itu, semua orang berupaya menyelamatkan diri. Pertemanan terlupakan sejenak.

Rekan Petra yang bersaksi pada Angeline pun meminta maaf kepada pihak Petra. Rekan Petra yang selamat tak tahu keberadan Petra.

Angeline sadar betul cerita saksi itu masih belum bisa dipertanggungjawabkan. Namun, setidaknya ia dan keluarga bisa membayangkan peristiwa kebakaran tersebut.

"Kita nggak tahu ya kebenarannya seperti apa karena kan yang berwenang yang kasih informasi. Yang kasih informasi, saksi yang di dalam, yang notebenenya kita nggak tahu apa memang benar itu kejadiannya. Tapi cukup, oh ternyata seperti itu loh ilustrasinya. Walaupun bayang-bayang kita dapat," kata Angeline.

Kronologi dari Kemenkumham

Suasana Blok C2 pascakebakaran di Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang, Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021). Sebanyak 41 warga binaan tewas akibat kebakaran yang membakar Blok C 2 Lapas Dewasa Tangerang Klas 1 A pada pukul 01.45 WIB Rabu dini hari.ANTARA FOTO/HANDOUT/STR Suasana Blok C2 pascakebakaran di Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang, Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021). Sebanyak 41 warga binaan tewas akibat kebakaran yang membakar Blok C 2 Lapas Dewasa Tangerang Klas 1 A pada pukul 01.45 WIB Rabu dini hari.

Rabu (8/9/2021), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly memberikan penjelasan mengenai kronologi kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang. Yasonna mengatakan, kebakaran terjadi pada pukul 01.45 WIB.

"Terjadi kebakaran pukul 01.45 WIB, petugas pengawas melihat dari atas. Pengawas melihat kondisi itu terjadi api, langsung menelepon kepala pengamanan di sini," ujar Yasonna.

Setelah itu, Kepala Lapas langsung menghubungi pemadam kebakaran setempat hingga 13 menit kemudian 12 unit pemadam kebakaran datang. Yasonna mengatakan, kurang dari 1,5 jam api di Lapas Tangerang berhasil dipadamkan.

Yasonna mengatakan, bangunan Lapas Tangerang yang terbakar itu berada di Blok C 2 yang dihuni 2.072 orang. Ia menuturkan, Blok C 2 tersebut berbentuk paviliun yang kamar-kamarnya terkunci.

"Tentu kalian bertanya mengapa dikunci? Memang protap-nya lapas harus dikunci. Kalau enggak dikunci, nanti melanggar protap," kata Yasonna.

Yasonna mengatakan, dugaan sementara penyebab kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang adalah persoalan instalasi listrik.

"Dugaan sementara adalah karena persoalan listrik arus pendek. Namun demikian, sekarang Puslabfor Polri, Dirkrimum Polda Metro Jaya sedang meneliti sebab musabab dari kebakaran tersebut," ujar Yasonna.

Yassona menjelaskan bahwa Lapas Kelas I Tangerang tersebut telah berdiri sejak tahun 1972. Pada tahun ini, usia lapas tersebut telah menginjak 49 tahun.

"Sejak itu kita tidak memperbaiki instalasi listriknya, ada penambahan daya, tetapi instalasi listriknya masih tetap (sama)," ujar Yasonna.

"Kita enggak mau berspekulasi, tapi sementara yang kita lihat masih sangat kasatmata yaitu dugaannya adalah karena arus pendek," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com