"Terkait kebenaran apakah korban tewas bunuh diri atau dibunuh," kata Dosma.
Dosma menegaskan, dirinya tergerak untuk membantu keluarga korban dan mengungkap kasus tersebut, meskipun tidak menerima imbalan apa pun dari keluarga korban.
Dosma mengatakan, SS dikenal sebagai pengguna TikTok yang baik dan konsisten memberikan motivasi.
"Sangat tidak mungkin melakukan perbuatan bunuh diri," ujar Dosma.
Ia menduga, kasus yang menimpa korban dilatarbelakangi utang piutang atau masalah pribadi.
"Sampai saat ini, motif tersebut diduga adanya masalah pribadi dengan beberapa orang pelaku dan uang mendiang yang akan ditagih kepada pihak tertentu," kata Dosma.
Polisi mengatakan, belum ada indikasi pembunuhan dalam kasus gantung diri yang dilakukan SS.
"Ada enam orang yang kami mintai keterangan, belum ada mengarah ke sana (kasus pembunuhan)," kata Kapolsek Jatinegara Komisaris Yusuf Suhadma saat dihubungi, Minggu kemarin.
Dari keenam saksi, lima di antaranya adalah teman SS.
"Satu lagu ibu-ibu yang sebelahan kamar dia (korban)," ujar Yusuf.
Yusuf mengatakan, sah-sah saja pihak kuasa hukum keluarga korban mengatakan bahwa itu kasus pembunuhan.
"Kalau pengacara boleh-boleh aja kan pengacara membela orang ya. Polisi kan memeriksa saksi-saksi, belum ada mengarah ke pembunuhan," kata Yusuf.
Yusuf juga menanggapi pernyataan kuasa hukum keluarga korban yang menyebutkan bahwa akun TikTok serta daftar panggilan, daftar kontak, serta arsip arsip chat di telepon genggam korban dihapus.
"Polisi begitu menemukan handphone masih mati, kami isi daya. Pas menghidupkan HP itu, ada yang bilang, 'Pak, ada yang hapus.' Kami mah enggak tahu," ujar Yusuf.
Penyidik dari Polsek Jatinegara masih terus memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti yang berada di lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.