Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Sanggah Temuan Kemendikbud Ristek soal 25 Klaster Covid-19 di Sekolah, Ini Fakta Versi DKI

Kompas.com - 24/09/2021, 13:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan, hasil survei yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) soal temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah di Jakarta keliru.

Nahdiana menjelaskan, dari 25 sekolah yang dinyatakan merupakan klaster penularan Covid-19, hanya ada dua yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat ini.

Kedua sekolah tersebut yakni SMP Cindera Mata Indah dan SMKS Yadika 2 Jakarta. Namun, menurut Nahdiana, kasus ditemukan sebelum kedua sekolah menggelar PTM terbatas pada 30 Agustus 2021.

"Sejak dimulai PTM terbatas tahap 1, tidak terdapat kasus Covid-19 di sekolah tersebut, baik peserta didik maupun pendidik dan tenaga kependidikan," kata Nahdiana dalam keterangan tertulis, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: Apa Artinya Crowd Free Night yang Berlaku di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi?

Nahdiana mengatakan, Pemprov DKI Jakarta disiplin melakukan tracing, testing, treatment, serta melakukan penutupan sekolah secara sementara jika ditemukan adanya kasus positif.

Dari evaluasi yang dilakukan Pemprov DKI, mulai dari 30 Agustus hingga 22 September lalu, terdapat tujuh sekolah yang ditutup sementara.

Dari tujuh sekolah tersebut, enam sekolah ditutup karena di tiap sekolah ditemukan satu kasus positif Covid-19. Satu dari enam sekolah itu, yakni SD Klender 03, didapati menjadi klaster penularan Covid-19.

Selain itu, ada satu sekolah lagi yang ditutup karena melanggar protokol kesehatan.

Baca juga: Lokasi Ganjil Genap Jakarta Selama PPKM Level 3

Sekolah lain yang ditemukan kasus positif adalah SMK 66. Di sana satu guru ditemukan positif yang tertular dari klaster rumah bukan dari sekolah.

Kemudian di SDN Pondok Rangon 02, satu siswa diketahui positif setelah tertular di rumah. Di SMP PGRI 20, satu orang guru positif.

Di SMA 25, satu orang guru positif dan di SMA 20 ada satu siswa yang positif.

Sementara itu, sekolah yang melanggar protokol kesehatan adalah SDN 05 Jagakarsa. Sampai saat ini sekolah tersebut belum dibuka kembali karena masih dalam pemantauan, seperti dilansir Kompas.id.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur No 3 Tahun 2021, ketika ada temuan kasus positif, kegiatan PTM di sekolah dihentikan selama tiga hari. Selama penghentian kegiatan di sekolah dilakukan disinfeksi.

Baca juga: Depok Satu-satunya Wilayah Jabodetabek Tak Punya BPBD, padahal Rentan Bencana

Temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah di Jakarta oleh Kemendikbud Ristek

Sebelumnya, Kemendikbud Ristek merilis hasil survei yang menyatakan terdapat 25 klaster Covid-19 di sekolah di Jakarta.

Dalam unggahan di situs web sekolah.data.kemdikbud.go.id menuliskan, data dihimpun per tanggal 22 September 2021. Ada 897 responden sekolah yang berpartisipasi dalam survei tersebut.

Dari 25 klaster yang ada, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster PTM tertinggi, yakni 8 klaster. Sedangkan di Jakarta Timur ada 6 klaster, Jakarta Utara 5 Klaster, Jakarta Selatan 5 klaster, dan 1 klaster di Jakarta Pusat.

Total pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang tercatat positif Covid-19 mencapai 227 orang. Sementara itu, siswa atau peserta didik yang terpapar Covid-19 dan berstatus positif berjumlah 241 orang.

(Kompas.com, Singgih Wiryono/ Kompas.id, Helena F. Nababan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com