Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anggota TNI AD Tewas Ditusuk karena Lerai Pertikaian di Depok...

Kompas.com - 25/09/2021, 06:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kamis, 23 September 2021, pukul 05.30 pagi.

Fa, seorang perempuan yang tinggal di kawasan Patoembak, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, terbangun karena keramaian di luar rumahnya yang juga berfungsi sebagai warung.

Ada jasad manusia ditemukan di semak-semak tak jauh dari rumah Fa. Terdengar isak tangis meraung-raung.

"Jasadnya telentang dan wajahnya tertutup rumput-rumput," ujar Fa kepada wartawan pada Kamis sore.

Baca juga: Anggota TNI Ditemukan Tewas di Depok, Polisi: Korban Ditusuk karena Lerai Perkelahian

Kawasan ini berupa tanah garapan yang didominasi rumput-rumput liar, berlokasi di antara tembok batas lahan milik sebuah perusahaan properti.

Beberapa rumah semipermanen tumbuh berselingan dengan semak-semak ini. Jalan menuju ke sana belum diaspal.

"Saya tanya ada apa, terus pada jawab katanya Om Lopo meninggal," kata Fa.

Fa kenal Lopo. Ia bilang, Lopo tinggal tak jauh dari kawasan ini. Ia pun mengaku punya hubungan kekerabatan dengan istri Lopo, yang tangisnya pagi hari itu membangunkan Fa.

Baca juga: Tersangka Pembunuh Anggota TNI di Depok Ditangkap

Kamis itu, identitas Lopo masih sumir. Desas-desus yang berkembang menyebutnya sebagai anggota TNI. Ketika dikonfirmasi soal pekerjaan Lopo, Fa menolak memberi jawaban lugas.

"Kalian (wartawan) pasti lebih tahu dari saya," ujarnya.

Sore itu, semak-semak tempat jasad Lopo ditemukan sudah bersih dan telah diberi garis polisi. Tidak tampak jejak-jejak darah di sana.

Jenazah Lopo, kata Fa, sudah dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi, tak lama setelah kedatangan polisi pada siang hari.

Pertikaian maut

Sehari sebelumnya, Rabu, 22 September 2021, kira-kira satu jam setelah magrib. Dua orang bertikai di kawasan Patoembak. Satu berinisial M, satu lagi berinisial A.

A disebut tersinggung karena M menggeber-geber sepeda motornya di kawasan Patoembak. Pertikaian cukup sengit. Kedua pihak enggan berbaikan.

M lalu memanggil teman dan kerabatnya dari Jakarta Selatan, termasuk I (28).

Baca juga: Pengakuan Tersangka Pembunuh Anggota TNI di Depok: Solidaritas Sesama Saudara

Konflik belum menemui ujungnya pada malam itu. Cekcok justru makin panas.

I menyerang A dengan pisau lipat. Paha A jadi sasaran hingga menderita luka sobek sekitar 15 jahitan.

Seorang anggota TNI kemudian didatangkan untuk menengahi keributan. Kabarnya, ia ditokohkan di komunitas ini. Namanya Yorhan Lopo, berpangkat sertu, bertugas di satuan Menzikon Pusat Zeni TNI AD.

I tak mengenal Lopo. Meski begitu, I menyambut kedatangan Lopo dengan tikaman pisau.

Baca juga: Tersangka Pembunuh Anggota TNI di Depok Juga Tusuk Seorang Warga

Lopo lari terbirit-birit mencari pertolongan di tengah kegelapan semak-semak yang tak berpenerangan jalan itu.

"Niatnya baik untuk melerai, tetapi secara spontanitas tersangka (I) langsung menusuk pisau tepat di dada sebelah kiri," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar pada Jumat (25/9/2021).

Kronologi keributan di atas merupakan hasil pemeriksaan polisi yang disampaikan oleh Imran kepada wartawan dalam konferensi pers di Mapolres Metro Depok pada Jumat siang.

Dalam konferensi pers itu, I sudah berbalut baju tahanan dengan borgol membelit kedua pergelangan tangannya. Ia ditangkap polisi pada Kamis malam.

"Barang bukti pisau, menurut keterangan tersangka, terjatuh. Jadi sekarang kami masih cari," ujar Imran.

Pengakuan dan permintaan maaf tersangka

I mengaku bahwa dirinya tak berencana membunuh Lopo, meskipun hasil pemeriksaan polisi menyebutkan bahwa I telah menyiapkan pisau ketika datang ke lokasi pertikaian.

Ia baru diberi tahu pada Kamis pagi, tak lama setelah jasad Lopo ditemukan, bahwa dirinya telah membunuh Lopo.

"Saya melihat dia (Lopo), karena masalah awal si inisial A memukul saudara saya inisial M," ujar I kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Jumat.

"Saya tidak ada masalah sama dia (Lopo). Waktu itu dia ada di TKP, jadi saya pikir mungkin mau maju untuk (menyerang)," lanjutnya, mengiakan bahwa tindakannya dilakukan secara spontan didorong oleh solidaritas antarsaudara.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Anggota TNI di Depok, Niat Melerai Perkelahian tapi Berujung Tewas Ditusuk

I mengaku tidak tahu bahwa perbuatannya merenggut nyawa Lopo.

"Saya dalam keadaan sadar. Saya tusuk sekali saja di bagian dada sebelah kiri," kata I.

Kini, I ditahan di Mapolres Metro Depok. Ia terancam hukuman maksimum 15 tahun penjara, disangkakan Pasal 338 atau 351 KUHP oleh polisi.

Ia tampak terpuruk. Nada penyesalan terdengar setiap kali menjawab pertanyaan wartawan.

"Saya minta maaf, Bapak, untuk perlakuan saya kepada anggota Bapak," kata I kepada Kolonel Nurdihin, Komandan Menzikon Puziad, satuan tempat Sertu Lopo bertugas. Nurdihin datang ke Mapolres Metro Depok pada Jumat itu dan bertemu dengan I.

I juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga Lopo. Hanya itu yang bisa ia sampaikan.

"Terutama buat keluarganya, saya minta maaf, terima kasih."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com