Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Polisi Tidur Setinggi 4 Cm, Warga Pulomas Resah dengan Penjambretan dan Balap Liar

Kompas.com - 27/09/2021, 12:44 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Kayu Putih Tuti Sugihastuti mengatakan bahwa polisi tidur Jalan Raya Pulomas, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, dibangun karena keresahan warga.

"Jadi ini sudah berpuluh-puluh tahun, di sini ini ajang salah satunya balap liar, selain itu juga gangguan kamtibnasnya tinggi, berupa penjambretan," kata Tuti saat ditemui di lokasi, Senin (27/9/2021).

Tuti mengatakan, awalnya warga berniat membangun speed trap. Namun karena tidak berkoordinasi dengan Dishub DKI, jadilah 10 polisi tidur dengan tinggi masing-masing 4 sentimeter.

Baca juga: Polisi Tidur di Pulomas Dibuat Warga untuk Cegah Balap Liar, Dibongkar atas Protes Pesepeda

Melalui Musrenbang, dibangunlah polisi tidur dengan dana swadaya dari masyarakat.

"Gangguan (kamtibnas) semakin tinggi. Dalam seminggu ada satu orang meninggal, dia pelaku balap liar," kata Tuti.

"Selang satu minggu ada insiden lagi kecelakaan dikarenakan balap liar, dua orang bocor kepalanya. Alhasil, warga di sini inisiatif sendiri, berdasarkan sepengatahuan mereka," tutur dia.

Namun, setelah itu, ada pihak yang tidak setuju dengan pembangunan polisi tidur itu.

Kepala Seksi Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Bernhard L. Tobing mengatakan, polisi tidur itu dinilai tak sesuai spek teknis yang diizinkan.

Baca juga: Diprotes Pesepeda, Polisi Tidur di Pulomas Dibongkar

“Penambahannya itu polisi tidur tak ada koordinasi dengan kami. Artinya atas inisiatif warga menambah polisi tidur karena resah dengan balap liar,” ujar Bernhard, Minggu kemarin.

Adapun pembuatan polisi tidur tak sesuai spek teknis. Bernhard menyebutkan, ketebalan 9 mm sudah cukup untuk mengurangi aktivitas balap liar.

Alhasil, polisi tidur di Jalan Raya Pulomas itu dibongkar pada Minggu (26/9/2021) pagi.

Pembongkaran polisi tidur dilakukan karena keberadaannya terlalu tinggi dan membahayakan.

Sejumlah pesepeda juga memprotes keberadaan polisi tidur di Jalan Raya Pulo Mas itu.

Adapun pembongkaran dilakukan oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur, RT dan RW setempat, anggota kepolisian, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, dan PPSU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com