Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Tangerang Harap Pemerintah Pusat Beri Akses Pemkot Kelola Aplikasi PeduliLindungi

Kompas.com - 28/09/2021, 19:40 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap agar Pemerintah Pusat dapat memberikan akses terhadap pendaftaran sebuah tempat di aplikasi PeduliLindungi.

Arief berujar, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah memetakan titik-titik keramaian yang ada di wilayah tersebut. Kemudian, hasil pemetaan itu bakal didaftarkan ke dalam aplikasi PeduliLindungi.

Sejumlah lokasi yang sedang dipetakan dan hendak didaftarkan ke dalam aplikasi PeduliLindungi adalah perkantoran, fasilitas olahraga, hingga pertokoan.

Baca juga: Tidak Mau Kalah dari Bogor, Pemkot Bekasi Akan Terapkan PeduliLindungi di Pasar Tradisional

"Sekarang ini kita juga lakukan pemetaan di titik yang ramai untuk bisa didaftarkan di aplikasi PeduliLindungi," paparnya pada awak media, Selasa (28/9/2021).

Di satu sisi, meski telah melakukan pemetaan, Pemkot Tangerang belum memiliki akses untuk mendaftarkan titik tersebut ke dalam aplikasi PeduliLindungi.

Pasalnya, instansi yang dapat mendaftarkan titik keramaian di aplikasi PeduliLindungi hanya Pemerintah Pusat.

Baca juga: Tak Punya Smartphone Bisa Naik Pesawat dan Kereta Tanpa PeduliLindungi, Ini Caranya

Oleh karena itu, dia berharap bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan akses kepada Pemkot Tangerang untuk mendaftarkan sendiri titik-titik tersebut.

"Kita berharap pendaftaran (tempat) di PeduliLindungi bisa diserahkan ke daerah untuk bisa memperbanyak titik," tutur politikus Demokrat tersebut.

Kata Arief, pemetaan titik-titik keramaian merupakan salah satu langkah yang dilakukan guna mencegah timbulnya gelombang ketiga Covid-19 di Kota Tangerang.

Baca juga: RSUD Kabupaten Tangerang Perkuat Strategi Hadapi Potensi Gelombang Ketiga Covid-19

"Sarana Peduli Lindungi di wilayah kita dalam rangka mengendalikan dan mencegah timbulan gelombang ketiga Covid-19," ujar dia.

Selain pemetaan tersebut, pihaknya juga tengah menggelar skrining tes Covid-19 kepada siswa SMP yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Adapun skrining menggunakan tes PCR itu dilaksanakan pada Senin (27/9/2021).

"Sekarang kita sudah mempersiapkan skenario, makanya kemarin kita lakukan sampling (murid) kaitan tatap muka. Hasilnya belum keluar karena memang di-PCR," kata Arief.

Satgas Penanganan Covid-19 dan para epidemiolog sebelumnya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada agar tak terjadi situasi ketika terjadi puncak gelombang dua Covid-19 pada Juli 2021.

Fasilitas layanan kesehatan pun bersiap menghadapi kemungkinan gelombang ketiga Covid-19.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) melakukan koordinasi dengan seluruh rumah sakit di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Persi Lia Partakusuma mengatakan upaya persiapan perlu dilakukan karena rumah sakit di negara tetangga Indonesia mengalami kenaikan angka masuknya pasien ke RS.

Lia menyebutkan, negara tetangga yang mengalami kenaikan angka pasien Covid-19 di RS, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Australia. 

"Yang harus berjaga terutama daerah-darah perbatasan dan ibu kota provinsi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com