Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polantas yang Goda Perempuan di Tangerang Diperiksa Propam

Kompas.com - 30/09/2021, 12:44 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Oknum polisi lalu lintas inisial FA yang menghubungi seorang wanita, RNA (27) melalui pesan singkat berkali-kali sedang diperiksa anggota Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Kota Tangerang.

Oknum polisi tesebut mendapat nomor telepon RNA saat ingin menindak setelah melakukan pelanggaran lalu lintas menerobos lampu merah di Jenderal Sudirman, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Bukan menilang, oknum polisi itu justru malah meminta nomor ponsel RNA dan menghubunginya melalui pesan singkat.

"Sedang diperiksa oleh Propam Polres Metro Tangerang Kota. Akan diberi tindakan oleh kesatuan," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo saat dikonfirmasi, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Tak Ditilang, Perempuan di Tangerang Diminta Nomor Telepon Lalu Terus Dihubungi Polisi

Sambodo meminta kepada jajarannya untuk melakukan tugas secara profesional hingga menghormati pengendara, tak terkecuali wanita meski melakukan pelanggaran.

"Pisahkan antara urusan pribadi dan kedinasan. Patuhi kode etik profesi yang telah digariskan," kata Sambodo.

RNA (27) menjadi korban perilaku tidak menyenangkan lantaran dikirimi pesan berkali-kali oleh seorang anggota kepolisian di Kota Tangerang.

Hal itu terkuak setelah RNA membagikan kisah dialami melalui akun Twitter-nya @Pikonggg, pada 24 September 2021.

Saat dikonfirmasi pada Selasa (28/9/2021), RNA mengatakan bahwa perilaku tak menyenangkan itu terjadi pada 19 September 2021.

Peristiwa tidak menyenangkan itu bermula saat RNA mengendarai motor di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, atau sekitar 500 meter dari Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

Lantaran menerobos lampu merah, RNA dicegat oleh seorang polisi.

"Singkatnya disuruh minggir, trus dimintain surat-surat. Semua masih aktif.Diserahkanlah ke polisi inisial FA ini," tulis RNA.

"Pas gue copot helm, polisinya (FA) ngomong gini, 'oh cewek...'," sambung dia.

Baca juga: Dikirimi Pesan Berkali-kali oleh Oknum Polisi, Perempuan Ini Diperiksa Polres Metro Tangerang Kota

RNA kemudian membahas dialog yang terjadi antara dirinya dan polisi berinisial FA tersebut.

Kepada RNA, FA bertanya apakah RNA sehabis pulang dari bekerja? RNA menjawab bahwa dia baru pulang dari rumah temannya.

FA kemudian bertanya RNA hendak ke mana sembari melihat KTP dirinya. RNA menjawab, dia akan kembali ke kosannya.

"Belom nikah?" tanya FA kepada RNA.

RNA mengaku heran dengan pertanyaan itu. Meski demikian, dia tetap meneruskan pembicarannya dengan FA.

Hingga akhirnya, FA menanyakan nomor ponsel RNA. Ia memberikan nomor ponselnya, dan dibiarkan pergi oleh FA tanpa ditilang.

Setelah sampai di kosannya, RNA menerima pesan dari FA. Karena tak dibalas olehnya, FA menelepon RNA sekitar pukul 03.30 WIB.

Namun, dia tak mengangkat telepon itu. Pada siang pada hari yang sama, pesan dari FA semakin banyak.

Dia membaca pesan-pesan itu, tapi tak kunjung membalasnya.

"Enggak gue bales, dia nelpon-nelponin gue sambil nge-chat begitu.. serem banget.. segala-gala mau main ke kosan pula," urai RNA.

Belakangan, RNA diperiksa di Polres Metro Tangerang Kota, Kota Tangerang, pada Rabu (29/9/2021).

Saat diperiksa kepolisian, RNA menceritakan kronologi perilaku tidak menyenangkan yang diterima dari FA.

Hasil pemeriksaan, imbuh dia, kasus tersebut kemungkinan bakal diseret hingga ke sidang kode etik.

"Di dalam, tadi saya memang cuma ditanyain aja kronologi seperti apa, penyelesaiannya bagaimana," ucapnya saat ditemui usai pemeriksaan, Rabu malam.

"Itu akan lanjut ke proses persidangan, akan diproses secara resmi dari sini," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com