Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Ditemukan Bersama Jasad Neneknya di Kelapa Gading, 4 Hari Terkurung di Rumah

Kompas.com - 01/10/2021, 06:37 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, digegerkan dengan penemuan mayat seorang lansia perempuan berinisial OJT (64).

Jasad OTJ ditemukan bersama cucunya yang masih berusia tiga tahun pada Kamis (30/9/2021) di kediaman mereka.

Kompas.com merangkum kisahnya sebagai berikut:

1. Korban tak keluar rumah selama 4 hari

Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing mengatakan, kasus ini berawal dari laporan tetangga yang mencium aroma tak sedap di sekitar lokasi.

Pihak kepolisian langsung mendatangi lokasi dan menemukan korban sudah meninggal dunia.

"Kondisi rumah dalam keadaan terkunci. Ketika kami melakukan pemanggilan tapi enggak direspons, lalu kami lakukan pendobrakan. Ketika kami dobrak, kami menemukan pemilik rumah dalam keadaan tidak bernyawa," kata Rio saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Empat Hari Tak Keluar Rumah, Perempuan Paruh Baya di Kelapa Gading Ditemukan Tewas

Menurut Rio, korban telah empat hari terakhir tidak keluar rumah. Para tetangga curiga dan melaporkannya ke RW setempat.

"Karena beberapa hari korban tidak keluar rumah. Korban bertemu dengan tetangga sekitar empat hari yang lalu," ujarnya.

2. Bocah laki-laki ditemukan dalam kondisi memprihatinkan

Rio menyebutkan, korban ditemukan terbaring di tempat tidur bersama sang cucu.

Ketika itu, anak laki-laki yang diketahui berinisial J tersebut dalam kondisi memprihatinkan dan tidak berpakaian.

"Ya, kondisi cucu saat kami temukan dalam keadaan telanjang, terlihat kotor tidak terawat dan sudah kami evakuasi ke puskesmas untuk menerima perawatan," tutur Rio.

Adapun korban hanya tinggal bersama sang cucu di rumah tersebut.

Rio menambahkan, korban diduga meninggal akibat penyakit TBC yang diidapnya. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSCM untuk diperiksa.

Baca juga: Bocah Tiga Tahun Bermalam dengan Jasad Neneknya di Kelapa Gading, Kondisinya Kotor Tak Terawat

3. Saksi curiga dan mencium bau busuk


Ketua RT 006 Tika mengatakan, awalnya dia merasa curiga karena mencium bau busuk dan melihat tempat sampah dalam kondisi kosong.

Rumah Tika berada persis di sebelah rumah korban.

"Saya cium bau busuk, terus curiganya tempat sampah kok kosong, biasanya dia sering pesan makan pakai ojek online. Tapi ini enggak ada, biasa pagi-pagi ada," kata Tika.

Tika mengaku terakhir kali dia bercengkerama dengan korban pada Minggu (26/9/2021).

Dia sempat mendengar tangisan seorang anak di dalam rumah pada Selasa (28/9/2021).

"Iya dengar tangisan, sekitar jam 11, habis itu udah enggak lagi," ujarnya.

Kecurigaan Tika kian bertambah begitu ada petugas yang hendak memberikan uang pensiun ke kediaman korban, tetapi tak ada yang merespons.

Tika langsung melaporkan hal tersebut ke RW setempat dan meminta petugas keamanan melakukan pengecekan ke dalam rumah.

Baca juga: Bocah yang Ditemukan bersama Jasad Neneknya di Kelapa Gading Akan Dijemput Keluarga

4. Kondisi J stabil saat dibawa ke puskesmas

Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Diah Anggraini menyatakan, kondisi  J cukup stabil saat dievakuasi ke Puskesmas.

"Saat ini kondisinya baik, stabil, mau makan, mau minum. Kita ketemunya baru hari ini juga, hasil pemeriksaan dari Puskesmas kondisinya baik saat ini," kata Diah di Puskesmas Kelapa Gading, Kamis sore.

Diah menyebutkan, pihaknya kemudian melakukan observasi terhadap J.

"Pas datang kita periksa tanda vitalnya bagus, tidak ada dehidrasi, masih kita observasi. Yang pasti sudah dibersihkan, sudah ditangani, lagi kita observasi, tapi saat ini kondisinya baik," tuturnya.

Diah mengaku tak bisa memberikan keterangan lebih dalam karena J belum bisa berkomunikasi secara baik, mengingat usianya yang masih kecil.

Selanjutnya, pihak keluarga berencana menjemput J di Puskesmas.

5. J dijemput pihak keluarga

J kemudian dijemput oleh tantenya, Flora, di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading pada Kamis (29/9/2021) sekitar pukul 19.30 WIB.

"Saya sebagai wakil dari keluarga sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan keadaan ini dengan sangat baik," kata Flora.

"Rencananya akan saya rawat sendiri di rumah saya di daerah Pamulang," sambungnya.

Flora menyebutkan, J memang sudah dari lahir tinggal bersama neneknya. Ibu J baru meninggal dunia pada Agustus lalu.

"Dia memang sudah dari kecil sama neneknya. Orangtua dari anak ini tidak ada, jadi harus saya yang rawat," tutur Flora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com