Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta 25 Murid Positif Covid-19 di Kota Tangerang: Mayoritas OTG hingga 15 SMP Setop PTM

Kompas.com - 01/10/2021, 08:39 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggelar skrining tes Covid-19 untuk murid hingga guru di SMP yang mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Hasil dari skrining menggunakan tes PCR itu, sebanyak 25 murid SMP, satu guru, dan satu staf tata usaha (TU), positif Covid-19.

Adapun tes PCR itu hasilnya dirilis pada 28-29 September 2021.

Berikut merupakan rangkuman fakta temuan kasus Covid-19 di SMP di Kota Tangerang:

15 SMP setop PTM

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota tangerang menggelar tes PCR di 18 SMP yang menghelat PTM pada 27-28 September 2021.

Baca juga: Permintaan Maaf Polisi Salah Menilang Pengemudi yang Bawa Sepeda di Mobil

Kemudian, murid hingga staf TU yang terpapar Covid-19 ditemukan di 15 SMP dari 18 sekolah tersebut.

Oleh karena itu, Pemkot Tangerang menyetop pelaksanaan PTM di 15 SMP tersebut. Seluruh sekolah itu ditutup selama 10-14 hari.

"Semalam sudah dibahas antara Dindik (Dinas Pendidikan) dan Dinkes, jadi sekolah-sekolahnya diliburkan dulu sementara," papar Arief, Kamis (30/9/2021).

Mayoritas OTG dan sudah divaksin

Dari total 27 orang itu, dua di antaranya bergejala ringan, sedangkan 25 orang lainnya termasuk orang tanpa gejala (OTG).

"Jadi rata-rata mereka tanpa gejala. Ada dua yang bergejala, batuk pilek," ujar Arief.

Dalam kesempatan tersebut, dia tidak menjelaskan dua pasien yang bergejala itu murid atau bukan.

Meski demikian, berdasarkan pemeriksaan, Arief menyebutkan bahwa rata-rata CT value dari semua yang terpapar itu di atas 30.

Baca juga: Kisah Bocah Ditemukan Bersama Jasad Neneknya di Kelapa Gading, 4 Hari Terkurung di Rumah

Rata-rata dari orang yang positif itu juga sudah menerima vaksin Covid-19.

Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeini menyatakan, ke-27 orang itu menjalani isolasi mandiri (isoman) di kediaman masing-masing.

"Karena anak-anak ya, tidak ada gejala, diisolasi di rumah," ucap Dini, Kamis.

"Yang dua orang (bergejala) ini sedang di-tracing nih, saya belum tahu report-nya," imbuh dia.

Menurut Dini, lantaran rata-rata tidak bergejala, maka potensi penularannya rendah sehingga mereka menjalani isoman di rumah.

Meski demikian, jika ada rumah yang tidak memadai untuk dijadikan sebagai tempat isoman, Dinkes Kota Tangerang bakal memindahkan mereka ke rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) Covid-19.

Guru wajib divaksin

Lantaran ada temuan kasus Covid-19, Arief mewajibkan semua guru SMP negeri dan swasta yang mengajar langsung di sekolah disuntik vaksin Covid-19.

Arief menegaskan, guru yang belum divaksinasi Covid-19 dilarang memasuki area sekolah.

Hal tersebut serupa dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di kantor, di mana pegawai yang belum disuntik vaksin Covid-19 dilarang masuk kantor.

"Jadi, (guru) belum divaksin enggak boleh masuk sekolah. Sama dengan kebijakan aplikasi PeduliLindungi buat di kantor-kantor. Kalau dia belum divaksin, enggak boleh masuk ke kantor," ujarnya.

Murid diimbau periksakan diri

Arief mengimbau seluruh murid SMP yang sedang mengikuti PTM agar segera memeriksakan diri saat mengalami gejala Covid-19.

Baca juga: Cerita Iwan, Gowes Sepeda Ontel Purwokerto-Lubang Buaya Peringati Hari Kesaktian Pancasila

"Apabila ada gejala ringan aja, pilek batuk, sudah silakan ke puskesmas untuk testing gratis. Jadi, jangan sampai akhirnya jadi klaster (Covid-19)," imbau Arief.

Di satu sisi, Pemkot Tangerang juga akan melakukan skrining Covid-19 di SMP yang menggelar PTM terbatas.

Rencananya, Pemkot Tangerang bakal melakukan skrining Covid-19 dengan cara tes PCR kepada murid-murid secara acak dari setiap kelas di SMP.

Penelusuran (tracing) juga dilakukan kepada keluarga atau lingkungan rumah dari 27 orang yang positif Covid-19 itu.

Diduga tertular dari lingkungan rumah

Dini menduga, sumber penyebaran Covid-19 dari 27 orang itu berasal dari rumah masing-masing.

Dugaan itu berdasar penelusuran yang dilakukan sejak Rabu kemarin.

"Kalau dari hasil telusur, ini umumnya tidak jelas. Artinya tidak diketahui penularan di mana. Tapi, dari kasusnya dilihat dari rumah," papar Dini.

Sumber penularan itu belum diketahui pastinya dari mana, karena hampir semua warga sudah pernah terpapar Covid-19 dan berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).

Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji mengimbau agar orangtua murid SMP di Kota Tangerang turut memantau aktivitas putra-putrinya selama di rumah.

Menurut dia, orangtua siswa harus memantau aktivitas anak-anaknya karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah.

Dia menegaskan, orangtua murid harus melakukan pengawasan khususnya soal protokol kesehatan yang diterapkan putra-putrinya selama di lingkungan rumah.

Di sisi lain, Dini turut menegaskan bahwa peran orangtua sangat penting untuk memerhatikan protokol kesehatan yang dijalankan putra-putrinya.

Dini menyadari bahwa orangtua memang pasti kesulitan untuk mengawasi aktivitas anaknya saat berada di luar rumah.

Oleh karena itu, jika putra-putri orangtua tersebut bergejala Covid-19, sangat diimbau untuk memeriksakan mereka di fasilitas kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com