JAKARTA, KOMPAS.com - Riset terbaru dari Harian Kompas menunjukkan, pekerja milenial di Jakarta dengan upah minimum provinsi hanya mampu membeli rumah kecil yang terletak jauh dari Ibu Kota.
Properti yang terjangkau bagi kelompok pekerja muda ini juga minim akses transportasi publik, seperti kereta komuter.
Berdasarkan simulasi kredit pemilikan rumah yang dilakukan Harian Kompas didapatkan kesimpulan bahwa pekerja dengan gaji UMP (Rp 4,4 juta) hanya mampu membeli rumah seharga Rp 168-200 juta.
Perhitungan ini didasarkan pada cicilan maksimum yang bisa mereka bayar setiap bulannya yang senilai 35 persen dari gaji (Rp 1,5 juta). Cicilan dibayar dalam jangka waktu 15 tahun, dan bunga tetap 8 persen per tahun.
Untuk pekerja bergaji Rp 7 juta atau cicilan Rp 2,5 juta per bulan, harga rumah yang terbeli sekitar Rp 250-300 juta.
Baca juga: Permintaan Maaf Polisi Salah Menilang Pengemudi yang Bawa Sepeda di Mobil
Saat ini, bisa dikatakan tidak mungkin untuk mencari rumah seharga seratus jutaan di Jakarta.
Nilai tanah yang tinggi di Ibu Kota menyebabkan harga rumah tapak tipe 36 di Jakarta dihargai sebesar Rp 556 juta saat ini.
Harga sebesar itu hanya dapat dijangkau pekerja bergaji lebih dari Rp 14 juta per bulan.
Terdapat selisih yang besar antara kemampuan pekerja Jakarta membeli rumah dengan harga rumah.
Sementara itu, uang senilai Rp 168 juta saat ini hanya dapat membeli rumah baru tipe 36 di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dalam radius 20-50 km dari pusat Jakarta, harga rumah yang terjangkau ada di Rajeg, Kabupaten Tangerang dan Parung Panjang, Kabupaten Bogor di sisi barat. Di sisi timur, Babelan dan Setu, Kabupaten Bekasi. Adapun di sisi selatan ada di Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Baca juga: Kisah Bocah Ditemukan Bersama Jasad Neneknya di Kelapa Gading, 4 Hari Terkurung di Rumah
Hasil analisis Kompas menunjukkan, masih banyak penduduk di Tangerang, Bogor, dan Bekasi yang jauh dari simpul transportasi.
Menggunakan data penduduk dari Global Human Settlement Layer (GHSL) terbaru (2015), diketahui baru 59,9 persen penduduk Kabupaten Bekasi; 57,9 persen Kabupaten Tangerang, dan 48,9 persen Kabupaten Bogor yang terhubung dengan stasiun kereta komuter dan pintu tol dalam radius 5 kilometer.
Hingga tahun 2019, jangkauan KRL di Jabodetabek sudah mencapai 418,5 km yang terbagi dalam enam rute. Mulai dari Bogor-Jakarta Kota, Bogor-Jatinegara, Cikarang-Jakarta Kota, Rangkasbitung-Tanah Abang, Tangerang-Duri, hingga Tanjung Priok-Jakarta Kota.
Namun sebaran 80 stasiun KRL tersebut baru mencakup 58 persen dari total lahan pada zona pertambahan penduduk tinggi.
Baca juga: Politikus Gerindra: Interpelasi Formula E untuk Gagalkan Program Anies, Tak Bisa Dibiarkan