Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Polantas Goda Perempuan di Tangerang: Bermula Korban Terobos Lampu Merah hingga Petugas Diperiksa Propam

Kompas.com - 03/10/2021, 11:26 WIB
Tria Sutrisna,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial RNA (27) menjadi korban perilaku tidak menyenangkan setelah tepergok polisi melanggar lalu lintas pada Minggu (19/9/2021).

Bukannya ditilang, dia justru diminta nomor telepon oleh oknum polisi lalu lintas (Polantas) berinisial FA. Dia digoda lewat pesan singkat yang dikirim FA berkali-kali.

RNA yang merasa gusar pun menceritakan peristiwa apa yang dialaminya di media sosial. Curahan hati itu pun viral dan menjadi perbincangan hangat warganet di jagat maya.

Setelah itu, FA pun diperiksa oleh Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Kota Tangerang perihal tindakannya yang mengirimkan pesan berkali-kali kepada RFA.

Baca juga: Polantas yang Goda Perempuan di Tangerang Diperiksa Propam

Berawal dari terobos lampu lalu lintas

Dikonfirmasi hari Selasa (28/9/2021), RNA mengatakan bahwa peristiwa tak menyenangkan itu bermula ketika dia mengendarai sepeda motor di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tangerang.

Saat itu, RNA lalu menerobos lampu lalu lintas yang lokasinya hanya berkisar 500 meter dari Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Dia pun diberhentikan oleh petugas yang berada di lokasi.

"Singkatnya disuruh minggir, trus dimintain surat-surat. Semua masih aktif. Diserahkanlah ke polisi inisial FA ini," tulis RNA.

"Pas gue copot helm, polisinya (FA) ngomong gini, 'oh cewek...'," sambung dia.

Menurut RFA, dia ditanyakan alasan berkendara sendirian pada waktu dini hari. Setelah itu, FA menanyakan lokasi yang hendak dituju oleh RFA.

Sambil melihat indentitas RFA, FA pun melanjutkan pertanyaannya ke status pernikahan.

"Belom nikah?" tanya FA kepada RNA.

Baca juga: Minta Nomor Ponsel Pelanggar Lalu Lintas, Polantas di Tangerang Akan Ditindak

Sampai akhirnya, FA meminta nomor ponsel pribadi RNA lalu membiarkannya pergi tanpa berikan sanksi tilang.

"Di jalan mikir, 'ngapain dia minta nomer tapi enggak ngisi data (di lembar tilang) ya?' Tapi abis itu gue balik mikir, oh enggak apa-apa lah. Polisi juga yang minta, siapa tau emang ada perlu apa kali setelah ini," papar RNA.

Ketika sampai di kediamannya, RNA mendapat sejumlah pesan singkat dari FA. Setelah itu, FA beberapa kali menelpon RNA lantaran kiriman pesannya tak dibalas.

FA pun terus menerus mengirimkan pesan bahkan menelpon RNA yang tak kunjung merespon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com