JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama berselang setelah gajian di akhir bulan, Raditya kaget melihat sisa uang di tabungannya yang hanya tinggal sekitar Rp 2 juta.
Padahal, gaji karyawan perusahaan swasta di Jakarta ini tak kurang dari Rp 10 juta, atau sekitar dua kali upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta yang sebesar Rp 4,4 juta.
Setelah ditelusuri, sebagian besar gajinya ternyata sudah terpakai untuk membayar cicilan kredit pemilikan rumah, tagihan listrik dan internet, serta biaya makan di restoran “all you can eat” favoritnya.
Pria 30 tahun ini mengaku pusing karena masih harus membayar tagihan kartu kredit.
Bulan lalu, Raditya menggunakan kartu kredit untuk membayar penginapan selama dua malam di hotel kawasan Jakarta. Staycation di hotel saat ini menjadi tren liburan baru di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Gaji Hanya Bertahan Sehari di Rekening, “Squid Game” Tecermin di Rumah Tangga Warga Ibu Kota
“Saya pikir perlu sesekali mengajak anak dan istri menginap di hotel untuk ganti suasana. Selama pandemi kami selalu mendekam di rumah,” ujar bapak satu anak ini kepada Kompas.com, Senin (4/10/2021).
Tanpa ia sadari, gaya hidup yang biasa dijalani sebagai warga Ibu Kota ternyata telah membuat Raditya terlilit banyak utang.
Besaran utangnya bahkan melebihi jumlah pemasukan bulanan, sehingga Raditya terpaksa harus rutin mencicil tagihan kartu kredit yang entah kapan akan berakhir.
Kompas.id mengutip lembaga riset Prakarsa menyebutkan, salah satu indikasi seseorang terjerat utang berlebih adalah cicilan utang yang lebih dari 30 persen pendapatan per bulan.
Menurut Prakarsa, ada kecenderungan semakin besar pendapatan maka utang akan semakin besar. Sementara itu, kemampuan membayar kredit makin rendah.
Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI: Pencemaran Parasetamol di Teluk Jakarta Data 2017
Mengapa orang dengan pendapatan makin besar cenderung makin terjerat utang? Hal ini karena adanya kemudahan bagi mereka untuk berutang, baik melalui kartu kredit atau pinjaman berbasis teknologi.
Mereka yang berpendapatan tetap, seperti pegawai atau karyawan, dinilai mampu menyicil kredit secara stabil dalam jangka waktu tertentu.
Demam gaya hidup urban yang modern menjadi sarana menggaet mereka dengan kemudahan membeli makan di restoran, serta mendapatkan barang dan jasa yang memberi kesenangan.
Riset Prakarsa menunjukkan, mayoritas rumah tangga mengalami kelebihan utang bukan karena desakan kebutuhan pokok, melainkan pengeluaran untuk liburan atau wisata.
Hal ini berdampak pada pengurangan alokasi biaya kebutuhan sehari-hari, termasuk hal krusial seperti dana kesehatan dan pendidikan. (Kompas.id/ Neli Triana)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.