Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Tangerang Berencana Tambah 22 SMP Gelar PTM Kala Kasus Baru Covid-19 Menginfeksi 42 Siswa...

Kompas.com - 08/10/2021, 06:31 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Kota Tangerang mengungkap temuan 42 kasus Covid-19 baru dari pihak yang terlibat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SMP.

Temuan itu semakin menambah jumlah temuan kasus Covid-19 di sekolah yang mengehelat PTM di Kota Tangerang.

Berikut rangkuman fakta berkait penemuan 42 kasus Covid-19 di SMP yang menggelar PTM:

Jumlah itu diketahui berdasarkan skrining tes PCR yang dilakukan pada 29 September-3 Oktober 2021 di sejumlah SMP yang menggelar PTM terbatas.

Baca juga: Ada 42 Kasus Baru Covid-19 di 35 SMP yang Gelar PTM Terbatas di Kota Tangerang

41 di antaranya adalah murid SMP

Kepala Dinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeini mengatakan, dari 42 orang itu, sebanyak 41 di antaranya merupakan murid SMP dan satu sisanya guru SMP.

Angka itu terungkap berdasarkan skrining tes terhadap 2.683 orang di 20 SMP.

Dengan demikian, bila ditambah dengan temuan kasus Covid-19 di sekolah pada pekan lalu, total sudah ada 66 murid, dua guru, dan satu staf tata usaha (TU) di daerah itu yang terpapar Covid-19.

Seluruh temuan kasus Covid-19 itu berdasarkan skrining tes yang dilakukan di 35 SMP yang menghelat PTM.

Baca juga: 69 Peserta PTM Terbatas di Kota Tangerang Positif Covid-19, Penularan Disebut Bukan di Lingkungan Sekolah

"Totalnya ada 69 warga sekolah terkonfirmasi positif dari 35 sekolah. Di antaranya, dua guru, satu petugas TU, dan 66 siswa," kata Dini, Kamis (7/10/2021).

Menurut dia, rata-rata CT value para murid dan staf TU yang terpapar berada di atas 35.

Berdasar penelusuran (tracing) kepada orang-orang di sekitar 69 murid hingga staf TU yang positif itu, ditemukan lima orang yang positif Covid-19.

"Tiga merupakan kontak erat keluarga dan dua kontak erat sekolah," ucapnya.

Bukan klaster PTM

Berdasar tracing kepada 69 murid hingga staf TU, Dini menduga bahwa mereka tertular Covid-19 di rumah, saat bepergian ke luar kota, saat berinteraksi sosial, hingga saat bepergian ke mal.

Karena itu, dia menyatakan bahwa kasus di sejumlah SMP tersebut bukanlah klaster Covid-19 dari PTM terbatas yang digelar.

Baca juga: Temuan 69 Kasus Covid-19 di 35 SMP Kota Tangerang, Mengapa PTM Tidak Dihentikan?

Pasalnya, kasus-kasus itu merupakan akumulasi. Satu kasus Covid-19 ditemukan di dalam satu kelas atau satu kasus di dalam satu sekolah.

"Ini bukan klaster PTM terbatas. Dukungan orangtua sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan pelaksanaan PTM terbatas untuk menjaga protokol kesehatan di rumah dan lingkungan sekitar," ujar dia.

Bakal tambah SMP yang gelar PTM

Di sisi lain, meski ada penambahan jumlah murid yang terpapar Covid-19, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota berencana untuk menambah jumlah SMP yang akan menggelar PTM.

Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin mengatakan, pihaknya akan mengarahkan 22 SMP negeri dan swasta untuk menghelat sekolah tatap muka pada Senin pekan depan.

"Minggu depan tambah 22 sekolah (yang menggelar PTM)," ucap dia, Kamis.

Kemudian, sisa SMP yang belum menggelar PTM di Kota Tangerang akan menggelar skema tersebut pada Senin (18/10/2021).

Baca juga: Senin Depan, Bertambah 22 SMP di Kota Tangerang yang Gelar PTM

Dengan demikian, pada Senin dua pekan ke depan, seluruh SMP negeri dan swasta di Kota Tangerang akan menghelat skema belajar di sekolah.

Dia mengungkapkan, PTM jenjang SMP perlu untuk diadakan meski ada temuan kasus Covid-19 di sekolah.

Dindik Kota Tangerang, klaim Jamaludin, selalu mengevaluasi jika ada beberapa hal yang tidak sesuai standar operasi prosedur (SOP) selama PTM diterapkan.

Katanya, Dindik juga akan menindaklanjuti sekolah yang melanggar protokol kesehatan.

Orangtua murid harap PTM berlanjut

Dindik Kota Tangerang mengklaim, tidak ada orangtua murid yang menghentikan aktivitas PTM anaknya meski ada temuan kasus Covid-19 di SMP di wilayah itu.

Jamaludin menyatakan, orangtua murid tidak ada yang mengentikan aktivitas PTM anaknya karena temuan kasus itu tidak menimbulkan klaster Covid-19.

"Enggak ada, kan bukan klaster, cuma satu siswa di setiap sekolah," sebutnya.

Serupa dengan Dini, Jamaludin mengklaim bahwa para siswa yang positif itu tertular Covid-19 bukan dari lingkungan SMP yang menghelat PTM.

Mereka tertular dari kediaman masing-masing atau lingkungan masyarakat.

Di sisi lain, Jamaludin berujar bahwa tidak ada orangtua murid yang protes saat ada SMP yang membatalkan PTM-nya karena terdapat murid yang positif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com