Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Baru Kasus Kematian 5 Orang di Gorong-gorong Cipondoh Tangerang

Kompas.com - 09/10/2021, 10:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Peristiwa itu terjadi diduga karena faktor kelalaian yang mengancam keselamatan kerja karyawannya. Bahkan, karena kelalaian itu, dua korban dari golongan masyarakat turut meninggal.

Baca juga: Proses Evakuasi Lima Jenazah di Gorong-gorong Cipondoh, Semen Dibongkar dan Air Disedot

"Dari peristiwa yang kemarin telah terjadi mengakibatkan meninggalnya lima orang akibat dari kelalaian yang tidak memperhatikan keselamatan kerja oleh pihak pekerja," urai Deonijiu.

Namun masih belum dapat pastikan apakah kelalaian yang terjadi disebabkan oleh PT Telkom Indonesia atau pihak lain.

Murni kecelakaan kerja

Manager Shared Service Telkom Akses Witel Tangerang Armunanto saat dikonfirmasi mengungkapkan, meninggalnya ketiga orang pegawai itu merupakan kecelakaan kerja.

"Peristiwa tersebut murni kecelakaan kerja," kata dia melalui keterangannya.

Armunanto menjelaskan, ketiga korban merupakan karyawan mitra perusahaan PT Telkom Akses yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia.

Saat itu ketiganya tengah memperbaiki manhole di gorong-gorong di Jalan Taman Royal itu.

"Kami manajemen PT Telkom Akses menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya tiga orang karyawan mitra kerja perusahaan di lokasi manhole Taman Royal Tangerang saat melakukan perbaikan manhole di tempat tersebut," tutur dia.

Adapun PT Telkom Akses sepenuhnya menyerahkan proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.

Ditemukan gas berbahaya

Sementara itu, Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang turut dilibatkan dalam proses penyelidikan pada Jumat (8/10/2021), menemukan adanya dugaan gas berbahaya di gorong-gorong itu.

"Sementara hasil yang kami temukan adalah ditemukannya gas berbahaya (di gorong-gorong)," ucap Kasubbid Tokling Puslabfor Mabes Polri Kompol Faizal Rachmad pada awak media, Jumat.

Baca juga: Selidiki Gorong-gorong Cipondoh yang Tewaskan 5 Orang, Puslabfor: Kami Temukan Gas Berbahaya

Meski demikian, polisi masih belum dapat mengetahui jenis gas berbahaya tersebut. Puslabfor masih akan melanjutkan pemeriksaan gas berbahaya itu di laboratorium.

"Mengenai konsentrasi dan jenis gasnya, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium," kata Faizal.

Faizal menyebutkan, sampel yang diambil dari tempat kejadian perkara (TKP) itu adalah gas berbahaya serta airnya. Sampel gas berbahaya itu diambil menggunakan alat drager.

Menurut dia, sejauh ini gas ditemukan diduga memang berbahaya untuk manusia.

"Alat drager untuk deteksi gas. Dan yang sudah kami ambil adalah sampel air dan sampel gas udaranya," kata Faizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com