Untuk masalah pertama yaitu kenaikan permukaan air laut hanya ada satu cara, yaitu membangun tanggul yang kokoh di pesisir Jakarta. Sistem polder atau membuang air kembali ke laut lepas menjadi pilihan agar genangan tidak terjadi di kawasan permukiman yang kini berada di bawah permukaan laut.
Selain itu, upaya non-struktural seperti sistem peringatan dini dipasang di kawasan yang lebih rendah dari permukaan laut dan masih dihuni.
Sedangkan masalah kedua yaitu penurunan air tanah Jakarta melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proyek jaringan sistem penyediaan air minum (SPAM) dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di dua tempat di luar wilayah Jakarta.
Penampungan air raksasa untuk menjadi sumber air baku belasan juta warga Jakarta disiapkan. Proyek bendungan Jatiluhur 1 dan Karian Serpong diharapkan bisa segera beroperasi untuk membantu suplai air baku ke Jakarta.
"Kami harapkan dua SPAM bakal mulai beroperasional atau commercial operation date pada tahun 2024," kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, 4 Oktober ini.
Setelah beroperasi, jaringan perpipaan untuk suplai air baku di Jakarta disiapkan agar penggunaan air tanah tak lagi jadi pilihan masyarakat Jakarta.
Saat ini, kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria, baru 63 persen warga Jakarta yang bisa mengakses kebutuhan air baku dari sistem perpipaan. Artinya ada 37 persen warga Jakarta atau sekitar 3,9 juta (Data Badan Pusat Statistik 2020) yang masih menyedot air tanah setiap hari untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, masak, dan mencuci.
Apabila seluruh jaringan perpipaan mampu menjangkau warga Jakarta, Riza berharap tidak ada lagi penyedotan air tanah yang terjadi dan penurunan muka tanah Jakarta bisa dihindari.
"Harapan kami nanti dalam beberapa tahun ke depan tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan air tanah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.