Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehilangan Jabatan Jelang Pilpres 2024, Anies Untung atau Buntung?

Kompas.com - 12/10/2021, 13:00 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tahun memimpin Jakarta, Gubernur DKI Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 16 Oktober tahun depan. Namun, Anies tak bisa langsung kembali mencalonkan diri sebagai petahana.

Seperti di daerah-daerah lain, Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya diselenggarakan 2022 akan mundur ke 2024 untuk menyesuaikan dengan agenda Pilkada Serentak yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.

Banyak yang memprediksi, Anies akan kehilangan panggung politik untuk pilpres 2024.

Namun, pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, Anies bisa jadi diuntungkan dengan kondisi tersebut.

Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek

"Banyak orang bilang panggung Anies akan hilang. Tapi saya melihat itu justru akan baik untuk dia bisa keliling Indonesia memperkenalkan pencapaian keberhasilannya," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Pangi menilai, dengan tak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies justru bisa fokus berkampanye tanpa harus memusingkan pekerjaannya sebagai pemimpin Ibu Kota. Anies juga tak terbebani dengan dosa meninggalkan jabatan gubernur untuk maju sebagai capres.

"Dia bisa keliling Indonesia menyampaikan visi misi atau keberhasilannya selama lima tahun memimpin Ibu Kota," kata Pangi.

Pangi menambahkan, tokoh politik yang kehilangan jabatan di Indonesia memang pada akhirnya kerap kehilangan momentum dan panggung politik. Ini misalnya terjadi pada Gatot Nurmantyo yang pesonanya meredup setelah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.

Namun semuanya kembali lagi ke personal setiap tokoh. Jika dibandingkan Gatot, Pangi menilai Anies memiliki nilai lebih karena berpengalaman sebagai menteri hingga gubernur.

"Kan kembali ke orang masing-masing. Kalau dia punya desain, bekerja terus, menyampaikan keberhasilan, dia bisa mantain itu," kata Pangi.

Dukungan Parpol

Pangi juga menilai, waktu 'menganggur' sebelum Pilpres 2024 juga bisa dimanfaatkan Anies untuk menarik dukungan partai politik. Posisi Anies yang bukan elite atau kader parpol membuat dia harus pintar-pintar mencari perahu yang bisa mengantarnya menjadi calon presiden.

Namun, hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena sejak jauh hari partai-partai seperti sudah memiliki jagoannya sendiri untuk diusung di Pilpres 2024.

"Persoalannya apakah beliau yakin bisa didukung parpol. Kalau elektoral bagus tapi enggak diusung parpol akan sia-sia," ucap Pangi.

Pangi menilai ada dua cara yang bisa dilakukan Anies untuk menarik dukungan parpol. Pertama, adalah dengan terus berkampanye dan berupaya meningkatkan elektabilitasnya.

"Parpol itu sebenarnya poinnya sederhana. Partai akan mendukung yang kira-kira bakal menang. Dasarnya elektabilitas berdasarkan hasil riset. Enggak mungkin partai mengusung capres yang akan kalah," kata Pangi.

Baca juga: Mengapa Ratusan Bawahan Anies di Pemprov DKI Ogah Naik Jabatan? Peran “Berlebihan” TGUPP Disorot

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com