JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tahun memimpin Jakarta, Gubernur DKI Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022.
Namun, Anies tak bisa langsung kembali mencalonkan diri sebagai petahana.
Seperti di daerah-daerah lain, Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya diselenggarakan 2022 akan mundur ke 2024 untuk menyesuaikan dengan agenda Pilkada Serentak yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Banyak yang memprediksi Anies akan kehilangan panggung politik untuk pilpres 2024.
Namun, pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Anies bisa jadi diuntungkan dengan kondisi tersebut.
"Banyak orang bilang panggung Anies akan hilang. Tapi saya melihat itu justru akan baik untuk dia bisa keliling Indonesia memperkenalkan pencapaian keberhasilannya," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek
Pangi menilai, dengan tak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies justru bisa fokus berkampanye tanpa harus memusingkan pekerjaannya sebagai pemimpin ibu kota.
Anies juga tak terbebani dengan dosa meninggalkan jabatan gubernur untuk maju sebagai capres.
"Dia bisa keliling Indonesia menyampaikan visi misi atau keberhasilannya selama lima tahun memimpin ibu kota," kata Pangi.
Pangi mengatakan, tokoh politik yang tak lagi memiliki jabatan di Indonesia memang pada akhirnya kerap kehilangan momentum dan panggung politik.
Ini misalnya terjadi pada Gatot Nurmantyo yang pesonanya meredup setelah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.
Namun semuanya kembali lagi ke personal setiap tokoh. Jika dibandingkan Gatot, Pangi menilai Anies memiliki nilai lebih karena berpengalaman sebagai menteri hingga gubernur.
"Kan kembali ke orang masing-masing. Kalau dia punya desain, bekerja terus, menyampaikan keberhasilan, dia bisa mantain itu," kata Pangi.
Baca juga: Politikus PDI-P Tuduh Anies Giring Opini Soal Pilkada Serentak, Wagub DKI Jakarta Bilang Begini
Dukungan Parpol
Pangi juga menilai, waktu 'menganggur' sebelum pilpres 2024 juga bisa dimanfaatkan Anies untuk menarik dukungan partai politik.