JAKARTA, KOMPAS.com - Empat tahun silam, tepatnya 16 Oktober 2017, Anies Baswedan mengambil sumpah setia untuk menjalankan amanat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dia merupakan pemenang dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno melawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat.
Beragam janji dilontarkan. Sejauh ini, ada yang terwujud, ada juga yang menguap dan digantikan program lain dengan alasan antara lain pandemi Covid-19.
Baca juga: Hadapi Ancaman Nyata Jakarta Tenggelam, Apa Kata Anies
Para politikus Kebon Sirih (anggota DPRD DKI Jakarta) kini melontarkan beragam komentar terkait nasib Anies selanjutnya dalam perpolitikan di DKI Jakarta maupun di level nasional.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani mengatakan, dengan prestasi Anies membangun Jakarta selama empat tahun terakhir, dia dinilai mampu mengemban jabatan yang lebih tinggi lagi.
"Saya kira untuk jadi presiden, kami melihat dari hasil-hasil kerja beliau. Saya kira sudah cocoklah kalau memang beliau itu memimpin negeri ke depan," kata Yani, Kamis (7/10/2021).
Yani mengemukakan, Anies sudah memperlihatkan pembangunan Jakarta yang baik, terutama pada sistem integrasi transportasi yang kini bisa dinikmati jutaan warga Jakarta.
"Jadi sudah banyak, tinggal lihat saja janji beliau itu sudah dilaksanakan walaupun kami lihat nanti di akhir kepemimpinan dialah. PKS memandang bahwa kinerja Gubernur itu sudah cukup baik," kata dia.
Tak ragu, partai pengusung Anies di Pilkada 2017 itu menyebut jabatan RI 1 siap diemban Anies.
"Pak Anies itu kan kalau diberikan amanah dan tanggung jawab itu beliau betul-betul melaksanakan amanah dan tanggungjawab. Sehingga apapun jabatan yang diberikan memang apakah lebih tinggi lagi, beliau pasti akan amanah," ucap Yani.
Dewan Penasehat Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI, M Taufik mengatakan, Anies memiliki kemampuan untuk menjadi seorang gubernur maupun presiden.
"Semua jadi gubernur berkemampuan, jadi presiden berkemampuan," kata Taufik.
Namun Taufik menyebut Anies jangan memikirkan kontestasi yang masih cukup lama itu. Karena masih ada waktu satu tahun pengabdian Anies yang harus dituntaskan di DKI Jakarta.
Taufik juga menyebut banyak partai masih menunggu hasil akhir elektabilitas sebelum dilakukan pendaftaran calon presiden. Pencalonan Anies tidak perlu dikhawatirkan pihak manapun karena Anies bukan anggota sebuah partai. Karena diperlukan partai untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden.
"Orang dia enggak punya partai, kecuali dia punya partai bolehlah (takut). Orang dia enggak punya," kata Taufik.
Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Ahmad Nawawi menilai, empat tahun kepemimpinan Anies bisa menjadi bukti bahwa Anies memiliki kemampuan untuk menjadi calon presiden 2024.
Anies disebut punya kemampuan akademik yang mumpuni dan pengalaman yang banyak di bidang pemerintahan.
"Secara akademik beliau punya kemampuan. Beliau kan S3, punya pengalaman masuk di dalam kabinet, kemudian pamong tingkat provinsi sudah. Andaikata ada yang mengusung, saya pikir wajar-wajar saja," ujar Nawawi.
Terlebih saat ini Anies memiliki elektabilitas yang tinggi di berbagai hasil lembaga survei.
Baca juga: Pemilu 2024, Anies Capres atau Cagub DKI? Ini Komentar Pakar
Nawawi juga menyebutkan, masyarakat banyak mengidolakan Anies sebagai sosok pimpinan negara dan bukan mustahil Anies bisa terpilih jika benar maju dalam kompetisi Pilpres 2024.
"Kalau dia nyalon jadi capres saya pikir wajar-wajar saja, toh ternyata kalau kita melihat Anies nanya ke orang dewan terus ditanya ke masyarakat kan berbeda," ucap dia.
Berbeda dengan fraksi lain di atas, PDI-P menilai Anies jauh dari kata layak untuk kembali berkompetisi di kancah politik, baik pilkada maupun pilpres.
Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI, Gembong Warsono, menyebut Anies sebaiknya setelah habis masa bakti tak lagi menjabat di DKI Jakarta karena tak mampu menyelesaikan permasalahan masyarakat Jakarta selama lima tahun.
"Saran saya melompat saja (keluar politik) karena di Jakarta dia tidak bisa menyelesaikan masalah Jakarta," tutur Gembong.
Anies hanya mampu diterima kembali berkompetisi setelah selesai merealisasikan janji politiknya. Namun menurut Gembong, apa yang bisa dilakukan Anies dalam waktu satu tahun tersisa, sedangkan janji-janji kampanyenya seperti program rusun DP Rp 0 jauh dari kata tuntas.
"Saya menilai soal apa yang sudah dilakukan oleh Pak Anies selama empat tahun ini. Mudah-mudahan sisa waktu satu tahun itu Pak Anies mampu menjawab atau mau menuntaskan persoalan-persoalan warga Ibu Kota. Kalau satu tahun itu dia pakai ilmu Bandung Bondowoso itu bisa," sindir Gembong.
Dua partai dengan perolehan kursi papan tengah di DPRD DKI Jakarta, yaitu Fraksi Golkar dan Fraksi Nasdem ,memberi pesan agar Anies jangan dulu sibuk dengan persiapan pemilu 2024. Anies disarankan untuk fokus pada sisa satu tahun masa jabatannya.
"Paling tidak di sisa masa jabatan kurang lebih satu tahun sampai 2022 ini saya minta Pak Anies tunjukan kinerja, ada yang sudah terealisasi dengan baik ada yang belum terealisasi dengan baik," kata Sekretaris Fraksi Golkar, Judistira Hermawan.
Golkar sendiri sudah jauh hari menentukan pilihan dalam kontestasi politik 2024. Untuk pilpres, Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sudah siap diusung. Sementara untuk persaingan memperebutkan kursi DKI 1, sudah ada opsi yaitu Ketua DPD DKI Golkar Ahmed Zaki Iskandar yang kini masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Tangerang.
"Tentu sudah bulat kami di Golkar ingin mencalonkan Ketua Umum kami Pak Airlangga, kalau untuk Gubernur kami juga sudah punya calon Ketua Golkar DKI Jakarta, Bapak Ahmed Zaki Iskandar," ucap dia.
Wakil Ketua Fraksi Nasdem Nova Paloh juga meminta Anies tetap fokus menuntaskan janji politiknya sebelum memikirkan kontestasi politik 2024. Segudang masalah Jakarta masih menanti Anies hingga akhir masa jabatannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.