JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya lega sebuah janji terbayar lunas hari ini, yaitu dengan adanya Museum Kebudayaan Betawi di sini bernama Taman Benyamin Sueb yang dapat dijadikan sebagai sarana tempat masyarakat melihat dan terlibat berbagai kesenian Betawi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, 22 September 2018.
Taman Benyamin Sueb diresmikan Anies berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 1156 tahun 2018 tentang Gedung Eks Kodim 0505 Jakarta Timur yang dialihfungsikan sebagai Museum Kebudayaan Betawi.
Menurut Anies, peresmian itu sesuai dengan janjinya saat masa kampanye sebelum ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca juga: Tak Punya Jabatan Jelang Pilpres 2024, Anies Untung atau Buntung?
Ia ingin Taman Benyamin Sueb menjadi salah satu tempat kegiatan budaya di Jakarta yang dapat dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat untuk kegiatan budaya, khususnya yang berkaitan dengan Betawi.
"Selain itu, saya ingin Benyamin Sueb selalu dikenang oleh seluruh warga Betawi," ujar Anies.
Anies berharap, Taman Benyamin Sueb dikunjungi banyak masyarakat dan rutin menggelar kegiatan.
"Karena kesuksesan museum bukan bertambah kualitasnya saja, tapi dari banyaknya kunjungan dan banyaknya kegiatan. Mudah-mudahan taman ini bermanfaat buat semua masyarakat, bukan hanya saat ini tapi juga di masa depan," kata Anies.
Yang dimaksud Anies "banyaknya kunjungan dan kegiatan" itu, hingga kini, masih jauh dari harapan.
Kompas.com mengunjungi Taman Benyamin Sueb pada Jumat (8/10/2021). Dari jalan raya, museum itu tampak seperti bangunan rumah gedong tak bertuan.
Sore hari, hanya ada satu tukang sapu dan dua penjaga keamanan di lokasi.
Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek
Lokasi Taman Benyamin Sueb berada di depan Stasiun Jatinegara. Di tengah hiruk pikuk, aktivitas di museum itu justru sepi, terlebih selama pandemi.
"Selama pandemi ini kan kegiatan terhenti," ujar Kasaklak Sarana dan Prasarana UP Gedung Pertunjukkan Seni Budaya, Cecep Saefudin, saat ditemui di lokasi.
Taman Benyamin Sueb kini di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, tepatnya Unit Pengelola Gedung Pertunjukkan dan Seni Budaya, bersama empat gedung lainnya (Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Wayang Orang Bharata, Gedung Miss Tjitjih dan Gedung Kesenian Condet).
Sebelumnya, museum dikelola Dinas Pariwisata DKI.
"Kami baru berpisah dari Dinas Pariwisata pada 2020. Sekarang ini di bawah Dinas Kebudayaan," kata Cecep.
Pengelola mengakui ada kendala dalam upaya mengenalkan Taman Benyamin Sueb kepada masyarakat.
Cecep mengatakan, sebelum pandemi, kegiatan demi kegiatan rutin dilakukan di Taman Benyamin Sueb.
Namun, dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kegiatan menjadi tersendat. Kunjungan masyarakat pun sepi.
Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Angka Kemiskinan Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19
"Pas 2020 baru berpisah (dengan Dinas Pariwisata DKI), ada Covid-19. Awalnya semangat, pingin menjalankan kampanye Pak Gubernur. Tetapi apa daya, selama pandemi ini kan kegiatan terhenti," ujar Cecep.
Untuk sementara waktu, Cecep mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat apa-apa.
"Jadi artinya kami memang belum maksimal. Di sisi lain, anggaran juga tidak mendukung, situasi juga seperti ini," kata Cecep.
Sementara itu, Kasaklak Tempat Pertunjukkan Seni Budaya Samiaji mengatakan bahwa pihaknya ingin menggencarkan lagi promosi Taman Benyamin Sueb kepada masyarakat.
Namun, kembali lagi, hal itu tergantung dari anggaran yang ada. Sebab, selama pandemi, anggaran dialihkan ke kesehatan.
"Bukan kami yang tidak punya rencana, tetapi kondisinya yang kayak gini," tutur Samiaji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.