Hamparan rumput hijau yang menanjak menjadi atap gedung parkir sekaligus menjadi ruang terbuka publik yang bisa dinikmati siapapun.
Selain gedung parkir, gedung menjulang tinggi di sisi utara sebagai Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni terlihat menjadi gedung yang paling baru.
Gedung ini nantinya akan memiliki kapasitas 139 unit tempat tidur yang bisa digunakan oleh tamu dan para pegiat seni yang akan tampil di Taman Ismail Marzuki.
Fasilitas ketiga adalah Planetarium dan Pusat Pelatihan Seni. Di antara semua bangunan yang berdiri di TIM, Planetarium adalah bangunan yang paling tua dan berstatus sebagai cagar budaya.
Baca juga: Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM, Pegiat Seni: Apa Dikata, Sudah Terjadi
Statusnya sebagai cagar budaya membuat proses revitalisasi di gedung berbentuk kubah ini terbatas hanya di bagian interiornya saja.
Fasilitas lainnya Masjid Amir Hamzah, Gallery Annex dan yang terakhir Gedung Graha Bhakti Budaya dengan kapasitas daya tampung 848 kursi.
Sedangkan Gedung Teater Besar tidak mengalami revitalisasi dengan kapasitas teater besar mencapai 1.200 kursi dan teater kecil 200 kursi.
Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata DKI Jakarta Hari Wibowo berharap revitalisasi yang sudah berjalan selama 2 tahun lebih ini bisa mendongkrak pariwisata secara umum di DKI Jakarta.
Dia memprediksi, 3 juta wisatawan bisa hadir dalam program wisata urban per tahunnya jika kondisi Covid-19 melandai. Terlebih TIM menjadi salah satu destinasi urban tourism di kawasan Cikini Jakarta Pusat.
"Kalau melandai Covid-19, kami harap makin banyak wisatawan domestik ke Jakarta, sekitar 10 persen lah dari 30 juta lebih wisatawan ke Ibu Kota dengan berbagai program yang dicanangkan," ujar dia.
Namun, wisatawan harus sabar menanti mengingat program mempersolek TIM masih jauh dari target yang ditetapkan.
Kala Anies meletakkan batu pertama revitalisasi Taman Ismail Marzuki, tenggat waktu yang diberikan PT Jakpro sebagai pelaksana proyek adalah Juni 2021. Namun tenggat sudah jatuh tempo tiga bulan, Jakpro baru menyelesaikan progres 69 persen dari total keseluruhan revitalisasi.
Pihak Jakpro beralasan, biang keladi dari lambatnya penyelesaian revitalisasi adalah Covid-19. Gelombang pandemi yang mengguncang Jakarta memberikan dampak pada pengiriman bahan material yang digunakan.
Pandemi juga membuat napas keuangan Pemda DKI ngos-ngosan yang membuat proyek ini juga ikut sesak napas.
Proyek revitalisasi TIM ini menelan biaya senilai Rp 1,64 triliun yang dibebankan kepada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta. Saat awal peletakan batu pertama revitalisasi TIM, PT Jakpro disuntik anggaran melalui penanaman modal daerah (PMD) sebesar Rp 200 miliar.
Tahun berikutnya, DKI Jakarta kembali memberikan PMD kepada PT Jakpro senilai Rp 200 miliar agar revitalisasi ini terus berjalan.
Namun, cerita di tahun 2021 jauh berbeda, kala keuangan DKI Jakarta babak belur karena harus menangani pandemi Covid-19.
Tahun kedua pandemi ini membuat banyak APBD DKI Jakarta digeser untuk penanganan Covid-19, baik dampak untuk kesehatan maupun dampak pandemi pada penghidupan masyarakat Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.