Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketersediaan Air Bersih Masih Jadi Masalah bagi Warga Jakarta

Kompas.com - 15/10/2021, 05:50 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat, tak terkecuali warga DKI Jakarta.

Namun sepertinya krisis air bersih masih menjadi satu dari sekian banyak permasalahan Ibu Kota yang harus dibenahi.

Nyatanya, masih ada warga yang kesulitan mendapatkan air dan harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya.

Seperti yang dialami warga Sunter Agung yang bermukim di Jalan Ancol Selatan RT 07 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka masih menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (11/10/2021), setidaknya terdapat dua sumur yang berada di tengah permukiman warga.

Baca juga: 4 Tahun Anies Baswedan: Menanti Kemegahan Jakarta International Stadium

Satu terletak di pinggir jalan gang kecil, satu lagi tepat berada di depan rumah warga.

Akses untuk mengambil air sumur terbilang cukup sulit. Warga harus membawa sendiri ember atau dirigen dengan kedua tangannya melewati gang sempit.

Warga setempat, Sumiyati (55), mengaku bahwa wilayahnya memang kerap mengalami krisis air di rumah. Banyak warga mengandalkan air sumur untuk mencukupi kebutuhan air mereka.

"Sumur ini dipakai kalau ada kebutuhan saja, kalau air mati ya air sumur yang dipakai. Sumur punya warga setempat, warga yang bikin," kata Sumiyati kepada Kompas.com.

"Sering kesulitan air, setiap hari krisis air kalau di sini. Jadi air (PAM) galirnya kalau malam aja, di atas jam 12. Untuk memenuhi kebutuhan ya itu pakai air sumur," sambungnya.

Sumiyati bahkan membuat tempat penampungan air bawah tanah di rumahnya.

"Sekarang saya pakai air PAM juga, tapi saya pakai tampungan bawah tanah. Ya karena airnya susah jadi pake tampungan bawah tanah karena lebih rendah jadi airnya cepet ngalir. Saya pakai tampungan atas bawah," tuturnya.

Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Angka Kemiskinan Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19

Sumur yang berada dekat kediaman Sumiyati memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Airnya pun nampak cukup bening dan tidak berbau.

Tak heran, Sumiyati dan warga lainnya masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Sumiyati bercerita, sumur tersebut sudah menjadi sumber air bagi warga setempat sejak puluhan tahun lalu.

Kata dia, beberapa tahun silam, ada kamar mandi yang dibangun dekat sumur untuk warga setempat. Namun, saat ini sudah dibongkar menjadi rumah kontrakan.

Selang 10 meter dari rumah Sumiyati, terlihat seorang warga lainnya, Iyus (52) sedang menimba air di sumur yang berada tepat di depan rumahnya.

Senada dengan Sumiyati, Iyus juga membenarkan bahwa warga setempat sering merasa kesulitan memenuhi kebutuhan air.

Oleh sebab itu, sumur menjadi sumber air bagi dia dan warga 07 lainnya.

"Sampai saat ini masih pakai air sumur, ledeng tetep ada, tapi kebiasaan orang sini masih pakai air sumur, karena ini kan airnya cukup bersih, dan tawar. Enggak payau atau bau," ucap Iyus.

"Jadi sumber air buat warga di sini. Sering kalau krisis air mah di sini. Air PAM-nya kecil, jadi orang pada ngambil air sumur," lanjutnya.

Baca juga: Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita

Iyus menambahkan, air sumur biasanya dia gunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi.

Sementara untuk kebutuhan memasak, dia tetap menggunakan air PAM atau membeli air galon isi ulang.

Sebelumnya, krisis air juga sempat dirasakan warga RW 12, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada September 2021 lalu.

Selama berhari-hari air di rumah mereka keruh dan berbau, serta beberapa di antaranya mengalami mati total.

Salah satu warga, Puji (53) mengaku air di rumahnya tidak mengalir sejak Minggu (19/9/2021).

“Dari hari Minggu airnya mati, Ada juga yang airnya ngalir tapi keruh,” kata Puji Rabu 22 September 2021.

Sebagian dari warga yang kekurangan air terpaksa harus membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

“Ya terpaksa beli air galon soalnya airnya bau, enggak bisa dipakai buat apa-apa. Sehari bisa 10 galon itu, satunya Rp 5.000,” ucap Maria (61) warga lainnya.

Dengan begitu, dalam satu hari Maria bisa menghabiskan biaya sebesar Rp 50.000 untuk membeli air bersih.

Ia pun mengeluh harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Tak lama kemudian pihak Aetra memberikan keterangan bahwa krisis air yang melanda warga setempat terjadi karena adanya kebocoran pipa.

Pada hari yang sama, pihak Aetra langsung mengirimkan satu mobil tangki air untuk dibagikan kepada warga secara gratis.

Janji kampanye Anies

Ketersediaan air bersih menjadi salah satu isu yang disorot Anies Baswedan dalam janji kampanyenya ketika Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pengolahan dan distribusi akses air bersih ke warga, menurut Anie dan pasangannya ketika itu, Sandiaga Uno, belum dikelola dengan serius pemerintahan sebelumnya.

Dalam pemaparannya disebutkan, Pemerintah memang menggratiskan pemasangan pipa PAM. Namun warga yang memanfaatkan tidak bertambah signifikan, hanya 8,1 persen dari total 10,3 juta penduduk.

"Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih (airnya kecil dan berbau) yang disalurkan," tulis pihak Anies-Sandi dalam situs jakartamajubersama.com.

"Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun," tulisnya.

Solusi yang ditawarkan, pipanisasi berjalan dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 200 persen dari jumlah pelanggan tahun 2015, dengan implementasi bertahap yang dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com