Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Tewas Susur Sungai di Ciamis Ingin Tahu SOP Kegiatan

Kompas.com - 19/10/2021, 10:01 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - AS, orangtua salah satu korban tewas dalam tragedi susur Sungai Cileueur, Ciamis, Jawa Barat, berharap bisa segera mengetahui kronologi dan standard operating procedure (SOP) kejadian yang menewaskan anak laki-lakinya, MKF (12).

"Kami orangtua, ingin tahu apa sih yang terjadi pada anak kami. Bagaimana detik-detik terakhir anak kami. Kami ingin tahu bagaimana kronologi, bagaimana SOP kegiatannya," ujar AS, di kediamannya di Depok, Jawa Barat, Senin (18/10/2021) malam.

AS ingin tahu bagaimana proses kegiatan susur sungai yang menewaskan 11 siswa termasuk anaknya itu.

Baca juga: Detik-detik Tragedi Susur Sungai: Pemancing Lihat 1 Orang Terpeleset, Seret Siswa Lainnya, Suasana Pun Berubah Panik

"Misalkan ada SOP, kami ingin tahu, satu pendamping memegang berapa anak. Berapa orang yang mendampingi, siapa orangnya. Kami enggak tahu. Bahkan berapa siswa yang turun ke sungai saat kejadian, kami enggak tahu," ungkap AS.

AS menyatakan, pihaknya sama sekali belum mendapat keterangan tentang peristiwa nahas tersebut selain bahwa anaknya telah meninggal dunia.

"Belum ada keterangan apapun, hanya menyampaikan bela sungkawa. Sampai sekarang, belum ada (informasi) baik dari pihak pesantren maupun lainnya, yang memberi keterangan kronologi (kejadian)," kata AS.

Dia mengatakan sempat bertanya kepada sejumlah siswa yang menjadi korban selamat dalam peristiwa tersebut.

"Kami belum tahu kejadiannya seperti apa, kalau saya cuma bisa bertanya ke anak-anak. Tapi jawabannya simpang siur, ada yang bilang A dan B. Ya saya maklum, namanya anak-anak," ungkap dia.

Dari berbagai informasi yang dia kumpulkan, AS hanya bisa menyimpulkan satu hal.

"Yang saya tahu, anak saya saat itu ada di kali," ujar AS.

AS menekankan, dia tidak bermaksud menyalahkan siapapun dalam peristiwa tersebut. Namun, dia berharap penyelidikan oleh kepolisian bisa segera menemukan titik terang, sehingga mereka bisa mengetahui kronologi kejadian itu.

Sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat pekan lalu.

Para korban meninggal terbawa arus sungai saat acara pramuka yang diikuit para siswa dan beberapa guru sekolah.

Kejadian itu terjadi sekitar pukul 13.30 WIB dan semua korban meninggal baru bisa dievakuasi Tim SAR, BPBD, TNI dan Polri Kabupaten Ciamis pada pukul 20.05 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com