JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat 34 tahun yang lalu, yakni pada 19 Oktober 1987, kecelakaan kereta api yang menewaskan ratusan orang terjadi di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Kecelakaan tersebut melibatkan dua kereta api (KA), yakni KA 225 Merak dan KA 220 Rangkas. KA 225 dalam keadaan penuh, ada yang bergelantungan di pintu, jendela, bahkan lokomotif.
Kedua kereta tersebut bertabrakan dengan posisi adu banteng.
Ketika bertabrakan, gerbong pertama di belakang lokomotif terdorong ke muka dan “mencaplok” lokomotif di depannya.
Catatan Harian Kompas, lebih dari 156 tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Kecelakaan ini tercatat sebagai kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Baca juga: PPKM Jakarta Turun Jadi Level 2
Menurut keterangan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), berdasarkan gapeka yang berlaku saat itu, KA 225 dijadwalkan tiba di Stasiun Sudimara pada pukul 06.40 untuk bersilang dengan KA 220 pada pukul 06.49.
Sesuai jadwal,KA 225 menunggu KA 220 di Sudimara untuk melakukan silang jalur.
Karena KA 220 tak kunjung datang, KA 225 memutuskan untuk berjalan dari Sudimara menuju Tanah Abang.
Saat itu, Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Djamhari, menerima informasi bahwa KA 220 sudah berangkat menuju Sudimara.
Dengan kebingungan tersebut, Djamhari mengakali masalah ini dengan melangsir KA 225 dari jalur 3 ke jalur 1 Stasiun Sudimara.
Akhirnya Djamhari memerintahkan seorang petugas stasiun untuk melangsir. Padahal, perihal langsiran tersebut harus ditulis oleh PPKA dalam laporan harian masinis serta menjelaskannya secara lisan.
Baca juga: Jakarta Terapkan PPKM Level 2, Anak Boleh Masuk Bioskop Berdasarkan Instruksi Mendagri
Petugas yang disuruh Djamhari itu pun dengan tangkas mengambil bendera merah dan slompret.
Saat akan dilangsir, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena pandangannya terhalang penumpang.
Tidak lama, KA 225 yang membawa tujuh gerbong akhirnya bertubrukan dengan KA 220 di Desa Pondok Betung pada pukul 06.45 WIB, seperti dilansir Tribunnews.com.
Slamet Suradio, masinis KA 225 yang selamat membantah tuduhan PJKA yang menyebut dirinya memutuskan untuk memberangkatkan kereta tanpa perintah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.