DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris menyinggung soal kenaikan kasus aktif Covid-19 di wilayahnya belakangan ini.
Ia meminta kepada semua pihak agar tetap waspada kendati tren kasus Covid-19 melandai dan level PPKM telah beralih dari level 3 ke 2.
"Ada sedikit kenaikan sebagaimana di beberapa tempat juga terjadi kenaikan. Mudah-mudahan ini tidak terjadi penyebaran sampai dalam kondisi yang sempat membuat kita ketar-ketir, sempat membuat kita stres menghadapi hal-hal genting, seperti yang dihadapi oleh kita pada saat PPKM darurat," ungkap Idris ketika meresmikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jalan Raya Bogor Km 35, Kamis (21/10/2021).
Baca juga: 46 Penghuni Ponpes di Depok Positif Covid-19, Camat: Awalnya Ada Santri Cuti
Dalam data yang dihimpun Kompas.com, kasus aktif Covid-19 di Depok sempat mencapai titik terendah sepanjang pandemi pada Selasa (19/10/2021) dengan 144 pasien.
Sementara itu, per data terbaru yang dirilis Rabu (20/10/2021) kemarin, jumlahnya meningkat jadi 162 pasien.
Tren kasus baru harian sedikit meningkat, dari yang sebelumnya satu digit atau belasan, kini di atas 20 kasus baru per hari.
Meskipun angka-angka tadi masih sangat jauh dari apa yang terjadi ketika gelombang 1 dan 2, namun Idris meminta semua waspada, utamanya terhadap kegiatan belajar-mengajar.
"Dalam dua hari ini terjadi kenaikan. Itu juga harus diwaspadai. Kami juga selalu ingatkan kepada camat dan lurah agar tetap memantau kegiatan-kegiatan pembelajaran tatap muka, karena memang munculnya dari situ," ungkapnya.
Sebagai informasi, sejauh ini kasus Covid-19 dari aktivitas belajar-mengajar baru ditemukan di dua tempat, yaitu di SMPN 10 Depok (1 kasus) serta Pondok Pesantren Babussalam Depok (46 kasus).
Baca juga: Pemkot Depok Akan Rutin Swab Acak di Sekolah, Wali Kota: Jangan Terasa Aman tapi Banyak OTG
Idris menegaskan bahwa pihaknya telah berinisiatif melakukan tes acak di sekolah-sekolah.
Belum ada rencana Pemerintah Kota Depok untuk menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas.
Menurut dia, hal ini justru baik karena langkah mitigasi untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2 dapat dilakukan lebih cepat.
"Kami ingin bersih. Jadi, jangan (merasa) aman, aman, tapi ternyata banyak OTG (orang tanpa gejala)," ujar Idris.
"Kan kita enggak mau nanti terpapar lagi. Jadi lebih baik kami sweeping semuanya, swab, jadi aman, tenang," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.