Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keceriaan dan Antusias Warga hingga Pedagang di Balik Pembukaan Taman Margasatwa Ragunan

Kompas.com - 24/10/2021, 09:21 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegembiraan menyelimuti hari pertama pembukaan Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu (23/10/2021).

Baik warga maupun pedagang di sekitar Ragunan antusias menyambut pembukaan tempat wisata tersebut.

Hari pertama dibuka, ada 4.901 orang yang mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan.

Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang mengatakan, warga antusias untuk mengunjungi Ragunan.

"Hari ini pengunjung dari sisi antusiasnya sangat luar biasa. Pengunjung yang datang tercatat 4.901, hampir 5.000 kurang," ujar Wahyudi saat dihubungi, Sabtu.

Baca juga: Hari Pertama Dibuka, Ragunan Dikunjungi Ribuan Warga, Banyak Orangtua Bawa Anaknya Berwisata

Para pengunjung melewati proses skrining untuk bisa masuk Ragunan. Pengunjung yang diperbolehkan masuk hanya warga dengan KTP DKI Jakarta.

Selain itu, warga yang datang harus telah menjalani vaksinasi minimal dosis pertama.

"Pengunjung harus melalui empat tahapan yang sangat luar biasa ketatnya, mulai dari aturan ganjil genap, skrining vaksin, kemudian (pengecekan) KTP, dan cek bodi, dan semua lolos," kata Wahyudi.

Wahyudi menyebutkan, pengelola Ragunan mengapresiasi pengunjung yang telah mematuhi protokol kesehatan selama berada di dalam kawasan.

“Pengunjung terlihat sangat patuh mematuhi protokol kesehatan. Mereka selalu menggunakan masker, kemudian tidak berkerumun," kata Wahyudi.

Ragunan hanya bisa dikunjungi sebanyak 25 persen dari total kapasitas pengunjung. Wahyudi mengatakan, jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk hanya 15.000 orang.

Sementara itu, pendaftaran pengunjung Ragunan hari pertama dibuka sebanyak 8.000 orang. Proses pendaftaran dilakukan via Google Form.

Pengunjung pilih Ragunan

Salah satu pengunjung, Wanto, dan keluarganya sangat antusias mengunjungi kebun binatang tersebut, terutama karena anak-anak usia di bawah 12 tahun boleh masuk.

Warga asal Kemayoran, Jakarta Pusat, ini mengaku memborong 11 tiket sekaligus untuk keluarga besarnya saat hari pertama pendaftaran online untuk pengunjung.

"Senang banget dan bergembira ya, karena hampir dua tahun di rumah terus saat pandemi. Itu kami tidak bisa ke mana-mana, tidak ada hiburan. Begitu tahu informasi dibuka, langsung daftar dan beli 11 tiket untuk anak-anak dan yang lain," kata Wanto dikutip dari Antara.

Baca juga: Keceriaan dan Senyum Lebar Pedagang Kelinci Sambut Wisata Ragunan Dibuka Lagi...

Wanto mengaku memilih Ragunan karena harga tiket yang terjangkau dibandingkan tempat wisata lainnya.

Selain itu, luas kawasan Ragunan juga menjadi alasan tersendiri sehingga mereka berwisata sambil duduk-duduk lesehan di sana.

"Kebetulan yang ngotot minta ke sini anak-anak juga, makanya sampai dibela-belain sampai ke sini. Lebih efisien, tiketnya murah, dan lebih senang aja anak-anak bisa lihat binatang," kata Wanto.

Pengunjung lainnya, Hermina (30), mengaku senang karena kebun binatang tersebut dibuka kembali untuk pengunjung.

Hermina yang datang bersama keluarganya mengetahui operasional Ragunan melalui media sosial Instagram.

"Jam 09.00 sih sudah sampai di sini. Memang sudah menunggu pembukaan Ragunan, makanya kemarin daftar online. Di sini datang refreshing sama anak-anak ya," kata Hermina.

Pedagang gembira dan penuh pengharapan

Sementara itu, keceriaan juga terpancar dari wajah Dewi, seorang pedagang kelinci di Jalan Saco.

Dewi gembira menyambut dibukanya kembali Taman Margasatwa Ragunan setelah sebelumnya ditutup sementara karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Pemprov DKI Tanggapi Rapor Merah LBH Jakarta soal Buruknya Kualitas Udara

Di balik kegembiraan dan senyumnya yang merekah, terselip harapan agar pembukaan kembali Ragunan dapat membangkitkan penjualan yang selama ini melorot tergerus pandemi.

"Dibuka kembali Ragunan ini saya senang sekali. Padahal hari ini belum ada yang beli, tapi seneng aja. Kalau pengunjung ramai nanti ada yang beli," ujar Dewi.

Di bawah pohon ketapang yang rindang, Dewi bercerita, lebih dari satu tahun terakhir ini pendapatannya menurun.

Salah satu alasannya sudah tentu karena kawasan Taman Margasatwa Ragunan ditutup.

Bahkan, Dewi pernah tidak kedatangan pembeli selama empat hari.

Selama Taman Margasatwa Ragunan ditutup, ia hanya mengandalkan pengendara yang melintas untuk membeli dagangannya.

"Pernah kemarin saat Covid-19 meningkat, selama empat hari saya tidak ada yang beli kelinci," kata Dewi.

Dewi telah 40 tahun berdagang tepat di belakang pintu Ragunan.

Selama pandemi, ia mengalami banyak kesulitan. Cara Dewi bertahan hidup selama pandemi hanya memanfaatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Namun, Dewi tetap tegar. Ia tak mengeluh dan tetap berusaha dengan menjajakan dagangan lain.

"Dengan Ragunan dibuka, saya kan juga buka warung kopi juga, paling tidak ada pegawai Ragunan yang beli kopi. Alhamdulillah buat menyambung hidup," kata Dewi.

Dewi berharap dibukanya Ragunan menjadi pemantik rezeki bagi penjualan kelinci seperti sebelum pandemi Covid-19.

Sejumlah ekor kelinci yang dipajang diharapkan menjadi daya tarik pengunjung Ragunan, terlebih anak-anak.

"Buat oleh-oleh juga. Kalau saya jual kelinci itu dari harga Rp 50.000. Itu yang kelinci biasa. Kalau yang anggora Rp 65.000. Semoga ramai pengunjung lagi, banyak lagi yang beli," ucap Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com