JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi memeriksa sejumlah orang, termasuk petugas keamanan di Rumah Sakit Radjak Salemba, Senen, Jakarta Pusat, terkait dugaan pengeroyokan warga Johar Baru bernama Iwan Kurniawan.
Iwan meninggal dunia pada Selasa (26/10/2021) kemarin diduga setelah dikeroyok sejumlah orang di rumah sakit tersebut.
Kapolsek Senen Kompol Ari Susanto mengatakan, pihak kepolisian saat ini sudah memeriksa 10 orang yang diduga mengetahui pengeroyokan yang menewaskan Iwan.
"Yang mengetahui kejadian itu diperiksa, termasuk sekuriti," kata Kompol Ari saat dikonfirmasi, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: Dua Jambret Tewas Ditabrak Mobil Korbannya di Tebet
Ari menyebutkan, kasus pengeroyokan berujung kematian ini masih terus diselidiki oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat.
Dindin, kakak ipar korban, mengatakan, peristiwa tewasnya korban bermula pada Sabtu (23/10/2021) pekan lalu. Korban saat itu pamit ke istrinya dan meninggalkan rumah sekitar pukul 14.30 WIB.
"Pukul 23.00 WIB tiba-tiba ada pihak manajemen dan petugas keamanan datang ke rumah yang menyatakan korban dibilang kecelakaan," ucap Dindin saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).
Mendapat kabar tersebut, istri korban langsung bergegas ke RS. Pihak rumah sakit lalu meminta istri korban untuk menandatangi surat tindakan operasi.
"Istrinya merasa ini kan harus tindakan cepat juga akhirnya ditandatangani," ujar Dindin.
Setelah menandatangani surat itu, sang istri baru diberi akses untuk melihat kondisi korban yang tergeletak tak sadarkan diri di tempat tidur RS.
Namun, ia merasa ada kejanggalan pada kondisi korban.
"Kalau kecelakaan biasanya kan ada tuh luka-luka di badan. Nah ini tidak ada, justru luka lebam di bagian mata," ucap Dindin.
Merasa ada hal yang aneh, Dindin pun mendatangi RS tersebut keesokan harinya. Dindin bertanya kepada para pegawai mengenai kronologi saat korban tiba di RS dan siapa yang mengantarkan korban.
Namun, para pegawai RS tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
"Akhirnya saya gertak pihak rumah sakit bahwa saya akan lapor ke polisi. Mereka panik. Akhirnya saya diminta tunggu untuk langsung ketemu dengan pihak manajemen," kata Dindin.
Baca juga: Agar Tak Kena Tilang di Jakarta, Simak Kriteria Kendaraan Lulus Uji Emisi Ini
Kepada Dindin, pihak manajemen RS akhirnya menceritakan versi yang berbeda dengan cerita sebelumnya.
Manajemen RS menyebutkan bahwa korban sempat melakukan pencurian kepada pasien yang tengah dirawat di RS itu pada Sabtu lalu. Korban kemudian babak belur akibat dipukuli massa karena aksinya tepergok.
"Katanya saudara saya itu dikeroyok massa. Masa iya massa masuk ke rumah sakit, ini sangat janggal bagi kami karena penjelasan awalnya saja sudah berbeda-beda," ucap Dindin.
Setelah mendengarkan penjelasan RS, Dindin pun membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Dindin mengatakan, korban sempat menjalani perawatan di RS Radjak, tetapi nyawanya tak tertolong. Bapak tiga anak itu menghembuskan napas terakhir pada Selasa (26/10/2021).
"Mayatnya masih di RSCM untuk diotopsi. Kepala korban mengalami retak dan terjadi luka dalam," ujar Dindin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.