Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Pakai Data Dukcapil untuk Kurangi Target Vaksinasi Covid-19 , Wali Kota Depok: Siap-siap PPKM Level 1

Kompas.com - 27/10/2021, 12:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan bahwa kota dan kabupaten di wilayah Jabodetabek, termasuk wilayahnya, kini bersiap menyongsong PPKM level 1.

"Kenapa? Karena dilihat dari banyaknya vaksinasi," ujar Idris ketika ditemui wartawan pada Rabu (27/10/2021).

Meskipun demikian, upaya menuju PPKM level 1 mengharuskan kota atau kabupaten di Jabodetabek sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis 1 di atas 70 persen.

"Untuk PPKM level 1 (syarat vaksinasinya) di atas 70 persen. Catatan dari (pemerintah) pusat, kami (Depok) masih di bawah 70 persen. Ini harus diharmonisasi, dan kami sudah lakukan harmonisasi dengan TNI-Polri-Pemkot untuk sesuaikan data," jelasnya.

Baca juga: Berubah Pakai Data Dukcapil, Depok Akan Kurangi Target Vaksinasi Covid-19

Harmonisasi ini perlu karena Pemerintah Kota Depok terkendala data untuk bisa tercatat telah melakukan vaksinasi sebanyak 70 persen dari target.

Idris menyebutkan, ada masalah dalam menentukan capaian vaksinasi Covid-19 di wilayahnya, akibat perbedaan basis data.

"Capaian vaksinasi (di Depok) kalau berdasarkan laporan by name by address dari kelurahan, tadi malam itu rata-rata sudah 82 persen. Artinya sudah memenuhi ketentuan untuk PPKM level 1," kata Idris.

Namun, jika mengacu pada data berdasarkan NIK, yang artinya khusus warga ber-KTP Depok, capaian vaksinasi Covid-19 sudah 71 persen.

Baca juga: UPDATE 26 Oktober: Tambah 4 Kasus Baru, 2 Pasien Covid-19 di Depok Wafat

Capaian vaksinasi lebih rendah lagi jika memakai data dari fasilitas kesehatan.

"Yang agak rendah dari faskes, ke Kemenkes, itu yang agak lambat," sebut Idris.

Saat ini, target vaksinasi Covid-19 di Depok sebanyak 1,6 juta penduduk.

Jumlah itu merupakan 70 persen dari jumlah penduduk Depok berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 2,4 juta penduduk.

Namun, menurut Idris, data BPS salah karena menggunakan data 2019.

Pihaknya pun mau mengubah basis data vaksinasi jadi menggunakan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), di mana penduduk Depok hanya 1,8 juta, sehingga target vaksinasi hanya sekitar 1,3 juta.

Baca juga: PDAM Klaim Sudah Bertahap Salurkan Ganti Rugi untuk Korban Jatuhnya Crane di Depok

"Data BPS sekarang, jumlah penduduk Depok 2.050.000, bukan 2,4 juta. Nah, 70 persen dari 2.050.000 hanya 1,4 juta. Kalau hanya 1,4 juta, data dari faskes pun sudah dapat 70 persen," ujar Idris.

Meski demikian, penelusuran Kompas.com di situs resmi BPS Kota Depok, jumlah penduduk Kota Depok berdasarkan laporan terbaru pada 2020 masih 2,4 juta penduduk.

"Kami telepon Kemenkes, sebetulnya kuota target vaksin itu baseline-nya apa, katanya adalah data kependudukan yang sudah teregister di Kemendagri. Kalau itu, maka penduduk Depok hanya 1,8 juta. Kalau 1,8 juta, berarti 70 persen hanya 1,3 juta. Kalau 1,3 juta, berarti capaian vaksinasi kami sudah 80 persen," ia menambahkan.

Kompas.com telah menghubungi juru bicara Kementerian Kesehatan untuk vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, untuk mengonfirmasi hal ini.

Akan tetapi, permintaan wawancara yang dilayangkan Kompas.com belum direspons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com