Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Korban Keracunan Nasi Kotak dari PSI di Koja Lapor Polisi

Kompas.com - 27/10/2021, 14:58 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu korban keracunan nasi kotak yang dibagikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dina Minatta (37), melaporkan kejadian yang menimpa dua anaknya ke polisi.

Dina mengatakan, laporan itu dia layangkan ke Polres Metro Jakarta Utara, Senin (25/10/2021).

"Iya saya membuat laporan ke Polres Jakarta Utara. Yang keracunan itu anak saya dua, anak kedua sama anak ketiga, umur 5 tahun sama 4 tahun. Kemarin saya minta bantuan LBH, saya melapor hari Senin jam 12 siang," kata Dina kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Partainya, PSI Minta Maaf

Dina mengatakan, kedua anaknya mengalami mual dan muntah setelah menyantap nasi kotak dari PSI pada Minggu (24/10/2021).

Setelah itu, Dina membawa kedua anaknya ke Rumah Sakit Koja karena mulai mengalami diare.

"Saya (warga yang) pertama kali datang ke IGD, karena anak saya sudah parah banget. Kondisinya buang air terus," ucap Dina.

Melihat kondisi kedua anaknya, Dina memutuskan untuk membuat laporan.

Baca juga: BPOM Periksa Sampel Nasi Kotak dari PSI yang Sebabkan Warga Koja Keracunan

Terlebih lagi, menurut Dina, pihak PSI tidak datang menemuinya saat berkunjung ke rumah sakit untuk melihat warga yang keracunan.

"Anak saya sudah parah banget, terus mereka datang kok anak saya enggak ditengok, yang lain ditanya," ucap Dina.

"Kalau saya enggak lapor, nanti kalau anak saya meninggal, saya minta tanggung jawab siapa?" tambahnya.

Dina menuturkan, dia hanya meminta pertanggungjawaban dari pihak PSI atas kejadian tersebut.

"Saya enggak punya uang, uang saya habis karena kan anak-anak saya buang-buang air, butuh popok juga, harus stok, mereka dehidrasi kan, terus saya minta bagaimanalah bertanggung jawab, datang ke sini tuh membantulah," kata ibu lima anak itu.

Baca juga: Warga Koja Mual dan Muntah Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Parpol

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 23 warga RW 006 Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, mengalami keracunan makanan setelah menyantap nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia.

Kotak nasi tersebut berisi nasi, telur, sayur buncis, dan tempe orek.

Para warga yang mengalami keracunan makanan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Koja dan sebagian sudah dibolehkan pulang.

Pihak PSI pun sudah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. 

Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Setelah Konsumsi Nasi Kotak Berlogo Parpol

"Adanya kejadian kemarin, kami telah berkoordinasi dengan puskesmas dan RS memastikan warga tertangani. Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar, Senin.

PSI mengaku hanya membagikan nasi kotak tersebut kepada warga.

"PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk ricebox tersebut. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ricebox ini dari publik, bekerja sama dengan warung-warung dan UMKM," ucap Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com