BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga korban kecelakaan maut bus Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021), Dadan Suhendar bin Ade (29), menyayangkan lambatnya informasi aparat.
Yati Nurhayati (65), orangtua korban mengatakan, informasi yang diterima keluarga, korban tewas di dalam bus Transjakarta pada pukul 08.45 WIB.
Namun, pihak keluarga baru mendapatkan kabar meninggalnya korban pada pukul 17.00 WIB.
"Mendengar berita Dadan sudah tidak ada itu datangnya pas sore jam 5," ujar Yati saat ditemui di rumah duka di Bekasi, Rabu (27/10/2021).
"Saya bingung, tragis banget ngga sakit ngga apa, kan kabarnya meninggalnya jam 08.45 WIB, tapi dikabarinya jam 17.00 sore ke saya. Itu yang buat saya bingung di situ," tambah dia.
Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Bus Transjakarta, Baru Antar Lamaran Kerja dan Hendak Menemui Anak
Hari itu, ada dua agenda penting bagi Dadan. Ia hendak bekerja kembali dan menemui anak kandungnya.
Sebelumnya Dadan kerja serabutan sekian lama. Salah satunya menjaga warung internet.
Dadan kemudian dipanggil oleh perusahaan tempatnya pernah bekerja sebagai cleaning service.
Senin itu, Dadan hendak mengantarkan surat lamaran.
"Dia masuk lagi di kerjaan tempat dulu, dipanggil lagi. Pas hari Senin, dia berangkat katanya dipanggil lagi di tempat kerjaan yang dulu sebagai cleaning service," ujar Yati.
Yati bercerita, Dadan saat itu berangkat dari rumah pukul 03.30 WIB, untuk menuju ke kantor barunya.
Pada pukul 06.00 WIB, korban sempat menghubungi Yati untuk mengabarkan kondisinya yang telah sampai kantor baru untuk survei lokasi.
"Pagi berangkat jam setengah 4 dia jalan kaki, pas jam 6 dia sampai dan telepon saya, 'Ma, Dadan udah sampai, alhamdullilah'. Jam 6 dia kesana dan ngasih lamaran," ujarnya.
Setelah menaruh surat lamaran, korban mengatakan, berencana memberikan susu kepada anak kandungnya yang saat ini dirawat oleh istri sirinya.
"Dia katanya mau ngasih susu ke anaknya jam 7 naik Transjakarta," ujar Yati.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.