Oleh karena itu, dia berharap bahwa kebijakan membawa hasil tes PCR dapat diganti dengan membawa hasil tes antigen.
Tere (25), calon penumpang pesawat, mengaku berkeberatan dengan diwajibkannya membawa hasil tes PCR.
Pasalnya, Tere sudah membeli paket yang berisikan tiket pesawat serta voucher tes PCR dari sebuah aplikasi.
"Tapi pas saya sudah ke kantor maskapainya di sini (Bandara Soekarno-Hatta), itu katanya voucher enggak bisa dipakai. Jadi saya beli tes PCR lagi," ucapnya saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa kemarin.
Dengan demikian, total pengeluaran perempuan yang hendak ke Medan itu mencapai Rp 1.700.000.
Pengeluaran itu terdiri dari paket tiket pesawat ke Medan beserta voucher tes PCR-nya dan tarif tes PCR di Terminal 3.
Baca juga: Wagub DKI: Jakarta Segera Merespons Penurunan Biaya Tes PCR Jadi Rp 275.000
Wanda (46), juga mengaku keberatan dengan diwajibkannya penumpang pesawat membawa hasil tes PCR.
Saat dia melihat informasi di aplikasi pembelian tiket, disebut bahwa penumpang pesawat ke Jambi cukup membawa tes antigen saja.
Namun, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Wanda diharuskan membawa hasil tes PCR. Dia telanjur tes antigen sebelum tiba di bandara tersebut.
Dengan demikian, Wanda harus mengeluarkan biaya lebih untuk tes PCR di bandara.
Penumpang lain bernama Mursif (53) turut keberatan dengan kewajiban itu. Namun, dia terpaksa mengikuti kebijakan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.