Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Dugaan Pengeroyokan yang Tewaskan Warga, Istri Korban Kecewa RS di Salemba Berbohong

Kompas.com - 28/10/2021, 06:53 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Sumber Warta Kota


JAKARTA, KOMPAS.com - Tri Utami, istri dari Iwan Kurniawan, merasa dibohongi oleh pihak Rumah Sakit Radjak Salemba mengenai kematian suaminya.

Dokter di RS itu awalnya memberi kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan. Namun, ia menemukan kejanggalan dan menduga bahwa suaminya tewas setelah dianiaya petugas keamanan di RS itu.

Suami Tri meninggal dunia pada Senin (25/10/2021) di RS Radjak usai mengalami luka berat di bagian kepala.

Tri menjelaskan, insiden yang menimpa suaminya bisa dirunut sejak Sabtu (23/10/2021) pekan lalu. Saat itu sekitar pukul 14.30 WIB, suaminya pamit meninggalkan rumah mereka di kawasan Kampung Rawa, Johar Baru.

Baca juga: Polisi Periksa Satpam RS di Salemba Terkait Dugaan Pengeroyokan yang Tewaskan Warga

Setengah jam kemudian, Tri lalu mendapat kabar dari petugas keamanan RS Radjak bahwa suaminya diamankan atas dugaan pencurian.

Lalu masih pada hari yang sama jelang tengah malam, Tri didatangi oleh pihak RS Radjak yang memberitahukan bahwa suaminya sakit dan harus menjalani operasi.

"Enggak tahu itu dari mana, pukul 23.30 WIB saya diajak (ke RS) karena saya hanya mengikuti saja ya," kata Tri seperti dilansir Warta Kota, Rabu kemarin.

Setibanya di RS, Tri tidak langsung dibawa ke ruang suaminya dirawat, tapi justru ke lantai dua untuk bertemu dengan seorang dokter. Tri mengaku mendapat penjelasan dari dokter bahwa suaminya mengalami pembengkakan di kepalanya.

"Dokter sih bilangnya kecelakaan jatuh, sudah gitu saja," ujarnya.

Namun Tri menilai ada kejanggalan. Ia mempertanyakan bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi. Sebab, pada sore harinya ia sudah mendapat kabar bahwa suaminya diamankan pihak petugas keamanan RS Radjak.

Baca juga: Warga Johar Baru Tewas Usai Dikeroyok di Rumah Sakit di Salemba

Tri curiga pihak RS Radjak sudah menutup-nutupi soal penganiayaan suaminya dan berbohong.

Hal ini yang membuat Tri menempuh jalur hukum dan menuntut pihak RS Radjak agar bertanggungjawab atas perbuatan oknum petugas keamanannya. Tri telah melaporkan kejadian yang menimpa suaminya ini ke Polres Metro Jakarta Pusat.

"Saya pilih jalur hukum dan menuntut pihak RS," ujar dia.

Kapolsek Senen Kompol Ari Susanto membenarkan pihaknya sudah menerima laporan soal dugaan penganiayaan itu. Ari menyebut kasus penganiayaan berujung kematian ini masih terus diselidiki oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat.

Menurut dia, pihak kepolisian sudah memeriksa sepuluh orang yang diduga mengetahui peristiwa pengeroyokan yang menewaskan Iwan.

"Yang mengetahui kejadian itu diperiksa, termasuk security," kata Kompol Ari saat dikonfirmasi.

Artikel ini telah tayang di Warta Kota dengan judul "Tri Utami Sedih Dokter Tak Jujur Terkait Kematian Suaminya yang Diduga Dianiaya Satpam RS Radjak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com