JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menanggapi adanya seorang warga Koja yang melapor ke polisi karena anaknya keracunan makanan nasi kotak dari PSI.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan, pihaknya selalu siap bertanggung jawab sejak awal peristiwa itu terjadi.
Elva juga menyebutkan bahwa PSI telah memberikan bantuan untuk warga yang harus dirawat di rumah sakit karena kejadian tersebut.
"Kami sejak kejadian warga Koja keracunan makanan yang diduga dibagikan oleh pengurus kami, kami langsung bertanggung jawab, tidak lari," kata Elva saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Ibu Korban Keracunan Nasi Kotak dari PSI di Koja Lapor Polisi
"Menjaga dan mengurus pengobatan, memberikan santunan, Ketua Umum DPP PSI juga berkunjung ke rumah sakit di mana korban masih dirawat," lanjutnya.
PSI berjanji akan bertindak kooperatif dengan proses hukum yang berjalan atas adanya laporan tersebut.
"Kami menghormati pilihan korban untuk melapor, merupakan haknya, kami tegaskan kembali, kami juga kooperatif dengan upaya penyelidikan polisi, dari kami sudah ada yang diambil keterangannya," ujar Elva.
Diberitakan sebelumnya, Ibu korban keracunan nasi kotak yang dibagikan PSI, Dina Minatta (37), melaporkan kejadian yang menimpa dua anaknya ke polisi.
Dina mengatakan, laporan itu dia layangkan ke Polres Metro Jakarta Utara, Senin (25/10/2021).
"Iya saya membuat laporan ke Polres Jakarta Utara. Yang keracunan itu anak saya dua, anak kedua sama anak ketiga, umur 5 tahun sama 4 tahun. Kemarin saya minta bantuan LBH, saya melapor hari Senin jam 12 siang," kata Dina kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).
Dina mengatakan, kedua anaknya mengalami mual dan muntah setelah menyantap nasi kotak dari PSI pada Minggu (24/10/2021).
Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Partainya, PSI Minta Maaf
Setelah itu, Dina membawa kedua anaknya ke Rumah Sakit Koja karena mulai mengalami diare.
Melihat kondisi kedua anaknya, Dina memutuskan untuk membuat laporan.
Terlebih lagi, menurut Dina, pihak PSI tidak datang menemuinya saat berkunjung ke rumah sakit untuk melihat warga yang keracunan.
"Anak saya sudah parah banget, terus mereka datang kok anak saya enggak ditengok, yang lain ditanya," ucap Dina.
"Kalau saya enggak lapor, nanti kalau anak saya meninggal, saya minta tanggung jawab siapa?" tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.