Gelar "duta" harusnya diberikan pada sosok yang bisa dijadikan contoh atau teladan, bukan pada sosok yang melabrak aturan.
Publik tentu masih ingat dengan penyanyi dangdut Zaskia Gotik yang dianggap melecehkan lambang negara di salah satu televisi nasional pada 2016 silam. Alih-alih mendapat pembinaan, Zaskia Gotik justru diangkat menjadi Duta Pancasila yang diinisasi Fraksi PKB di MPR.
Zaskia Gotik juga dinobatkan sebagai dokter klinik Pancasila oleh Klinik Pancasila. Penobatan ini seolah menganulir kesalahan-kesalahan yang dilakukan Zaskia Gotik.
Hal yang sama juga terjadi pada penyanyi dangdut Dewi Persik yang tertangkap sedang menerobos jalur Trans Jakarta di Jakarta Selatan pada 2018. Ia malah direkomendasikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ketika itu untuk dinobatkan sebagai Duta Kepatuhan Lalu Lintas.
Dari petugas kebersihan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang bernama Halimah (29), saya justru bisa mengambil hikmah kehidupan.
Halimah yang menjadi tim leader cleaning service Terminal 2E menemukan sebuah dompet berwarna coklat tergeletak di kursi di area Central Corridor Departure pada Jumat, 29/10/2021.
Dompet yang diserahkan Halimah ke bagian Supervisor Aviation Security (Avsec) Bandara Soekarno Hatta ternyata berisi satu cek senilai Rp 35,9 miliar.
Dompet itu juga berisi cek lain yang sudah terparaf tetapi belum tertera nilainya, lima buku tabungan, serta paspor.
Lima tabungan itu juga berisi saldo yang fantastis. Pemeriksaan isi dompet dilakukan oleh Avsec sementara Halimah hanya menyerahkan dompet saja tanpa mengetahui isi dompet yang ditemukan.
Menurut Halimah, ia mesti bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dikerjakannya dan sudah menjadi tugasnya mengembalikan barang milik penumpang yang tertinggal.
Baginya kejujuran adalah nomor satu. Sekecil apa pun barang yang ditemukan harus dikembalikan dan melaporkannya ke petugas keamanan.
Baca juga: Kisah Jujur Petugas Cleaning Service Bandara Kembalikan Dompet Berisi Cek Senilai Rp 35,5 Miliar
Atas kejujuran dan dedikasinya, PT Angkasa Pura Solusi yang menaungi Halimah bekerja memberikan pernghargaan berupa promosi jabatan untuk Halimah. Keteladanan Halimah bisa menjadi contoh untuk pegawai-pegawai lainnya.
Mungkin karena Halimah bukan pesohor, tidak ada suara lantang yang mengusulkan Halimah menjadi Duta Kejujuran. Padahal Halimah telah memberikan contoh keteladanan tentang arti kejujuran.
Apakah menjadi duta harus memiliki jejak penyalahgunaan atau melanggar aturan terlebih dahulu?
Apakah yang layak menjadi duta harus selebritas berwajah cantik atau tampan tanpa mempertimbangkan prestasi dan dedikasi seseorang ?