JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengungkap penyebab lonjakan harga minyak di Ibu Kota. Kata dia, masalah ini disebabkan berkurangnya pasokan bahan baku secara global.
Wanita yang akrab disapa Eli ini mengatakan, saat ini harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia sedang mengalami kenaikan akibat kekurangan pasokan bahan baku.
"Lonjakan harga terjadi karena imbas kenaikan harga minyak sawit mentah dunia serta kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global akibat pandemi dan cuaca buruk," tutur Eli saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (2/11/2021).
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Pedagang Pasar Anyar: Pelanggan Mau atau Tidak, Akhirnya Beli
Eli menjelaskan, kenaikan terjadi sebesar 2,25 persen dari harga normal. dia menjelaskan, pada September 2021 harga minyak goreng berada di angka 15.749 per liter.
"Harga rata-rata minyak goreng pada bulan Oktober 2021 naik menjadi Rp 16.146 per liter," ujar dia.
Di tingkat eceran, ujar Eli, harga minyak curah berkisar di angka Rp 16.000-16.800 per liter, dan harga minyak kemasan berkisar Rp 17.500-19.000 per liter.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Pengusaha Warteg di Pademangan Mengeluh Pengeluaran Membengkak
Untuk menekan harga tetap stabil dan tidak melambung tinggi, Pemprov DKI Jakarta terus memastikan ketersediaan minyak goreng di pasaran dengan memantau produsen dan pedagang.
Pedagang dan produsen diminta tetap menjual minyak dengan harga eceran tertinggi yang diberlakukan.
"Guna mencegah naiknya harga yang semakin membumbung tinggi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.