Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polantas yang Minta "Uang Damai" Sekarung Bawang ke Sopir Truk Ditahan

Kompas.com - 03/11/2021, 17:03 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polantas berinisial Aipda PDH yang meminta sekarung bawang putih saat hendak menilang sopir truk di kawasan Jalan P2 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, ditahan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, Aipda PDH akan menjalani penahanan selama menjalani proses penyelidikan kasus pelanggaran yang dilakukannya.

"Sekarang yang bersangkutan kami lakukan penahanan secara disiplin," kata Yusri kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).

Yusri tidak menjelaskan motif Aipda PDH menolak "uang damai" Rp 100.000 dan justru meminta sekarung bawang kepada sopir truk tersebut.

Baca juga: Dirlantas Polda Metro Jaya Minta Maaf Buntut Polantas Minta Sekarung Bawang

Yusri hanya menyebutkan,  tindakan tersebut merupakan kenakalan petugas saat menjalankan tugas. Aipda PDH kini sudah dimutasi dari Satlantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

"Iya seperti yang saya sampaikan, itu kenakalan anggota. Makanya ada pelanggaran yang dilakukan, sehingga kami lakukan penindakan secara tegas," ungkap Yusri.

Sementara itu, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo sebelumnya menegaskan, Aipda PDH saat ini sudah tidak lagi bertugas sebagai polisi lalu lintas.

"Sudah dicopot dari Satlantas Polresta Bandara, sekarang di Polda Metro Jaya dan akan ditugaskan di bagian yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat," kata Sambodo.

Dia meminta maaf atas sikap para anggotanya di lapangan yang masih meminta "uang damai" ketika menilang pengendara kendaraan bermotor.

"Atas nama Dirlantas Polda Metro Jaya, saya meminta maaf apabila masih ada perilaku anggota kami yang melukai hati masyarakat," ujar Sambodo.

Penilangan berujung permintaan sekarung bawang itu pertama kali diketahui dari video yang beredar di media sosial pada Selasa kemarin. Dalam video itu, terlihat seorang sopir dan kernet truk berada di pinggir jalan usai diberhentikan seorang anggota Polantas.


Di belakang truk, tampak seorang petugas berdiri di samping motor patroli.

Perekam video itu mengeluhkan tindakan petugas yang meminta sekarung bawang ketika hendak menilang.

Sopir dan kernet mengaku sudah menawarkan "uang damai" senilai Rp 100 ribu kepada petugas itu agar tak ditilang.

"Sebelumnya aku minta maaf, Bos. Aku kena tilang, tapi dimintai bawang satu karung," ujar perekam video.

Perekam video itu lalu mengarahkan kameranya ke motor patroli petugas yang di atasnya terdapat karung diduga berisi bawang.

"Tolong rekan-rekan bantu kondisinya ya. Nih saya dimintai satu karung bawang. Diberi uang Rp 100.000 tidak mau. Pelat nomor A 3870 MI," ujar perekam video.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com